Sabtu 11 Dec 2021 07:38 WIB

Pertumbuhan Ekonomi Ibu Kota Diperkirakan Capai 6,1 Persen di 2022

Pertumbuhan ekonomi disebabkan beberapa sektor seperti transportasi dan pariwisata.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Mas Alamil Huda
Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota bakal tumbuh di kisaran 5,3 persen hingga 6,1 persen pada tahun 2022. Pertumbuhan ini disebabkan beberapa sektor seperti transportasi dan pariwisata. Foto: Sejumlah calon penumpang berjalan melintas di area halte Transjakarta di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (7/12/2021).
Foto: ANTARA/Rivan Awal Lingga
Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota bakal tumbuh di kisaran 5,3 persen hingga 6,1 persen pada tahun 2022. Pertumbuhan ini disebabkan beberapa sektor seperti transportasi dan pariwisata. Foto: Sejumlah calon penumpang berjalan melintas di area halte Transjakarta di kawasan Kuningan, Jakarta, Selasa (7/12/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bank Indonesia (BI) Perwakilan DKI Jakarta memperkirakan pertumbuhan ekonomi di Ibu Kota bakal tumbuh di kisaran 5,3 persen hingga 6,1 persen pada tahun 2022. Pertumbuhan ini disebabkan beberapa sektor seperti transportasi dan pariwisata.

Kepala Perwakilan BI DKI Jakarta Onny Widjanarko optimistis pertumbuhan ekonomi di DKI Jakarta bisa kembali normal pada tahun depan. Ia memprediksi pertumbuhan ekonomi ibu kota bisa saja mencapai angka 6,1 persen pada akhir 2022.

"Itu mungkin sekali (pertumbuhan ekonomi Jakarta). Kalau asumsinya, trennya seperti sekarang ini," kata Onny dalam kegiatan Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Triwulan III 2021 pada Jumat (10/12).

Onny mendasari prediksi itu lantaran mengamati adanya perbaikan ekonomi secara umum baik di tingkat nasional maupun di tingkat Provinsi DKI Jakarta. Ia mencontohkan, bidang ekspor mengalami pertumbuhan lebih baik.

"Ada permintaan ekspor, ya berarti kan ada pendapatan nanti. Kalau ekspor meningkat, pasti akan ada penambahan kapasitas. Penambahan kapasitas pasti ada beli mesin, butuh tenaga kerja, butuh berhubungan dengan perusahaan ini itu karena terkait kan. Jadi salah satu sektor itu saja sudah menarik berapa sektor. Jadi kalau kita lihat sektor-sektor penting itu kalau tumbuh, yang lain akan turut tumbuh," ujar Onny.

Selain itu, Onny mengungkapkan, pertumbuhan ekonomi Jakarta tahun depan akan disokong sektor transportasi. Tercatat, PT MRT Jakarta tengah membangun jalur MRT Fase 2 yang membentang sekitar 11,8 kilometer dari kawasan Bundaran HI hingga Ancol Barat. Fase 2 ini meneruskan koridor utara—selatan atau fase 1 yang beroperasi sejak 2019 dari halte Lebak Bulus sampai dengan Bundaran HI.

Fase 2 terdiri dari dua tahap, yaitu fase 2A dan fase 2B. Fase 2A terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah (Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota) dengan total panjang jalur sekitar 5,8 kilometer. Adapun Fase 2B terdiri dari dua stasiun bawah tanah (Mangga Dua dan Ancol) dan satu depo di Ancol Barat dengan total panjang jalur sekitar enam kilometer. Saat ini, fase 2B dalam tahap studi kelayakan.

"Kalau seperti di luar negeri, ada MRT-nya, ada stasiunnya, nanti ada transit oriented development (TOD) yang isinya kios-kios banyak sekali. Seperti di luar negeri, orang mau beli apa di situ juga ada potensi ekonomi yang menjanjikan," ucap Onny.

Selanjutnya, Onny menyampaikan, sektor pariwisata turut menyumbang pertumbuhan ekonomi DKI pada tahun depan. Ia meyakini hanya butuh waktu saja hingga sektor pariwisata kembali menggeliat.

"Dengan meningkatnya mobilitas orang, transaksi pasti naik. Dan transaksi apapun naik, artinya terjadi pertumbuhan ekonomi, dan itu tinggal kita jaga. Mudah-mudahan pertumbuhannya bisa di sekitar yang kita perkirakan," tutur Onny.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement