REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Banjarmasin terus melakukan pembersihan dan pengerukan sedimen sungai guna mengurangi dampak banjir rob.
Kepala Bidang Sungai Dinas PUPR Kota Banjarmasin Hizbulwathoni mengatakan air pasang telah menyebabkan tinggi muka air Sungai Martapura naik menjadi 2,6 meter sehingga air sungai itu meluap dan membanjiri daerah di sekitarnya.
"Normalnya itu kan ketinggian air sungai di daerah kita, khususnya Sungai Martapura, sekitar 1,9 meter hingga 2,1 meter," katanya.
Kenaikan tinggi muka air Sungai Martapura hingga melampaui batas normal, ia melanjutkan, membuat air sungai meluap dan menimbulkan genangan di daerah pinggiran sungai.
"Untungnya intensitas hujan tidak terlalu tinggi menyertainya, hingga tidak terjadi banjir sangat parah," katanya.
Dia juga mengemukakan banjir di daerah tetangga Kota Banjarmasin seperti Kabupaten Banjar juga bisa menyebabkan peningkatan debit air Sungai Martapura dan berisiko menimbulkan banjir di Banjarmasin.
"Jika terjadi banjir besar misalnya di daerah Kabupaten Banjar, itu aliran paling hulu Sungai Martapura, jadi bisa terdampak cukup besar di daerah Banjarmasin Timur, Selatan dan sebagai Utara," katanya.
Oleh karena itu, ia menjelaskan, Dinas PUPR terus berupaya melakukan pembersihan sungai dan pengerukan sedimen sungai agar aliran air sungai lancar sehingga air sungai tidak sampai meluap dan menyebabkan banjir di daerah sekitarnya.
"Penuh tantangan ini, karena pemukiman warga yang berada di bantaran sungai sangat banyak, jadi harus hati-hati sekali melakukan program normalisasi sungai," katanya.
Menurut laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarmasin, banjir rob yang terjadi sejak 6 Desember 2021 hingga semalam belum surut. Banjir utamanya terjadi di wilayah yang berdekatan dengan sungai.