Kamis 09 Dec 2021 17:47 WIB

Pembatalan PPKM Disambut, Prokes Tetap yang Utama

Pembatalan PPKM jadi awal tren positif sektor pariwisata.

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/Silvy Dian/ Red: Friska Yolandha
Warga memindai kode batang Aplikasi Pedulilindungi menggunakan gawai sebelum memasuki kawasan Taman Margasatwa Ragunan di Jakarta, Sabtu (23/10). Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) menegaskan protokol kesehatan (prokes) tetap jadi napas utama para wisatawan saat berwisata di tengah-tengah pandemi Covid-19.
Foto:

"Kita bersyukur dan apresiasi, tapi kita masih wait and see. Konsisten tidak pemerintah dengan aturan yang sudah dikeluarkan, nanti jangan beralih lagi seperti tahun lalu. Satu hari sebelumnya (sebelum nataru) baru (dikeluarkan) ada aturan yang memberatkan kita seperti PCR dan sebagainya," kata Deddy kepada Republika.co.id melalui sambungan telepon, Rabu (8/12).

Pasalnya, perubahan kebijakan secara mendadak dapat berdampak pada reservasi maupun tingkat hunian (okupansi) hotel dan resto di masa Nataru nanti. Terlebih, saat ini tingkat reservasi maupun okupansi hotel dan resto di DIY sudah mulai meningkat.

Menurut Deddy, reservasi untuk hotel di masa libur Nataru sudah mencapai 60 persen untuk periode 22 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022. Sebagian besar yang sudah melakukan reservasi merupakan wisatawan keluarga.

Sebagian besar reservasi juga merupakan wisatawan yang berasal dari luar DIY. Reservasi paling tinggi merupakan wisatawan dari Jawa Timur, disusul wisatawan dari Jawa Barat, Jawa Tengah, DKI Jakarta, Kalimantan Timur dan Palembang.

Deddy berharap, pada saat mendekati Nataru nanti reservasi terus meningkat. Hal ini, katanya, juga perlu didukung dengan komitmen pemerintah untuk tidak merubah kebijakan secara mendadak sebelum Nataru.

Sebab, perubahan kebijakan secara mendadak akan berdampak pada pembatalan reservasi oleh wisatawan seperti yang terjadi pada tahun lalu. Meskipun saat ini sudah ada penundaan reservasi hotel oleh wisatawan, namun angkanya tidak terlalu besar.

"Ada penundaan tapi tidak besar, (dari reservasi yang mencapai 60 persen) menjadi 58,8 persen yang masih bertahan dan kita berharap tamu tanpa reservasi yang datang langsung ke hotel nantinya meningkat (di masa Nataru)," ujar Deddy.

Sementara itu, tingkat hunian (okupansi) hotel di DIY saat ini juga sudah mulai meningkat. Terutama sejak turunnya level PPKM menjadi level 2.

Saat akhir pekan atau weekend, okupansi hotel di DIY rata-rata sudah mencapai 80,6 persen dengan kapasitas kamar yang dioperasikan sebesar 70 persen. Namun, okupansi saat weekdays rata-rata mencapai 40-60 persen.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement