Kamis 09 Dec 2021 16:45 WIB

Saling Bantu untuk Mengais Sisa Harta Benda

BPBD Kabupaten Lumajang mencatat terdapat 39 warga yang meninggal dunia.

Rep: Wilda Fizriyani/ Red: Friska Yolandha
Seorang warga berada di samping rumah saudarannya yang hancur dan tertimbun material Gunung Semeru di Kampung Renteng, Desa Sumberwuluh, Candipuro, Lumajang, Jawa Timur, Kamis (9/12/2021). Hari keenam penanggulangan bencana Gunung Semeru sejumlah warga terdampak awan panas guguran Gunung Semeru masih mencari keluarganya yang belum ketemu.
Foto:

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Lumajang melaporkan jumlah korban meninggal dunia akibat erupsi Gunung Semeru bertambah hingga Rabu (8/12). Tercatat, ada 39 warga di sejumlah kecamatan meninggal akibat bencana tersebut. 

Selain data orang meninggal, BPBD Kabupaten Lumajang juga melaporkan, terdapat 105 orang terluka akibat erupsi. Jumlah ini termasuk 23 orang yang mengalami luka berat dan 82 orang luka ringan.

Sebelumnya, Gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas. Guguran ini dilaporkan mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Supit Urang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, Sabtu (4/12) pukul 15.20 WIB.

Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro telah melaporkan adanya getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter. Pada pukul 15.10 WIB, PPGA Pos Gunung Sawur melaporkan visual abu vulkanik dari guguran awan panas sangat jelas. Hal tersebut teramati mengarah ke Besuk Kobokan dan beraroma belerang. 

 

Berdasarkan laporan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), guguran lava pijar teramati dengan jarak luncur kurang lebih 500 hingga 800 meter. Pusat gugurannya berada kurang lebih 500 meter di bawah kawah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement