Rabu 08 Dec 2021 14:33 WIB

Wagub DKI: Perlu Formula Khusus Benahi Manajemen Transjakarta

Pemprov DKI menggandeng KNKT untuk membenahi Transjakarta yang kerap kecelakaan.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Petugas berupaya mengevakuasi bus Transjakarta yang menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Jumat (3/12/2021).
Foto: Antara/Reno Esnir
Petugas berupaya mengevakuasi bus Transjakarta yang menabrak separator di Jalan Jenderal Sudirman, Senayan, Jakarta, Jumat (3/12/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Gubernur (Wagub) DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menilai, perlu formula khusus bagi manajemen TransJakarta dalam membenahi persoalan tingginya kecelakaan armada yang terjadi belakangan ini. Riza mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI telah berkoordinasi dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk membenahi Transjakarta.

"Kita sudah koordinasi dengan KNKT nanti beberapa hari ke depan, akan ada satu kebijakan bagaimana merespons ini semua. Belakangan ini memang terjadi peningkatan kecelakaan," kata Ahmad Riza Patria di Matraman, Jakarta Pusat, Rabu (8/12).

Baca Juga

Riza menambahkan, perlu ada evaluasi terhadap prosedur keselamatan kerja terutama yang menyangkut pengemudi Transjakarta agar kejadian kecelakaan tidak terulang kembali. "Nanti kami akan inovasi, kami akan revisi bagaimana merespons ini. Mungkin jam operasionalnya lebih diatur, jam istirahatnya lebih ditingkatkan lagi, rekrutmennya juga akan kami perbaiki," ujar Riza.

Dua kecelakaan bus Transjakarta terjadi dalam dua hari berturut-turut, yakni pada 2 dan 3 Desember 2021. Pada Kamis (2/12), bus TransJakarta dengan operator PT Steady Safe menabrak Pos Polisi di Lampu Merah PGC Cililitan, Jakarta Timur. Insiden tersebut mengakibatkan satu orang petugas Patroli TransJakarta luka berat.

Kemudian pada Jumat (3/12), bus dari operator PT Mayasari Bhakti menabrak pembatas jalan (separator) busway di depan Ratu Plaza, Senayan, Jakarta Pusat. Pada November lalu, dua bus Transjakarta bertabrakan akibat sopir mengalami epilepsi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement