REPUBLIKA.CO.ID, LUMAJANG -- Petugas menghentikan sementara kegiatan pencarian dan evakuasi korban bencana yang terjadi akibat peningkatan aktivitas Gunung Semeru di Dusun Curah Kobokan, Kelurahan Supiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Provinsi Jawa Timur. Hal itu karena awan panas kembali muncul di sekitar gunung.
"Proses evakuasi mulai pagi, tapi pukul 09.15 WIB dihentikan karena muncul awan panas," kata Dewa, komandan tim pencarian dari Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya, di Curah Kobokan pada Rabu (8/12).
Menurutnya, petugas berhasil menemukan dan mengevakuasi jenazah dua orang dalam upaya pencarian yang dilakukan selama beberapa jam pada Rabu pagi. Sementara petugas melakukan evakuasi, beberapa warga datang untuk mengambil barang-barang yang masih bisa diselamatkan dari rumah mereka.
Saat awan panas muncul, petugas meminta warga meninggalkan Curah Kobokan dan kembali ke tempat mengungsi. Pada hari kelima upaya pencarian, tim SAR menyisir empat lokasi untuk mencari korban awan panas guguran Gunung Semeru.
Menurut Kepala Seksi Operasi Kantor Pencarian dan Pertolongan Surabaya, I Wayan Suyatna, tiga tim disebar untuk melakukan pencarian di empat lokasi. Dia memerinci, Unit SAR 1 melakukan pencarian di Dusun Curah Kobokan,Unit SAR 2 menyisir daerah tambang pasir H Satuhan, dan Unit SAR 3 melakukan pencarian di Dusun Kebondeli dan Kampung Renteng di Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro.
Hingga Rabu pukul 10.30 WIB, peningkatan aktivitas Gunung Semeru tercatat telah menyebabkan 34 orang meninggal dunia, 82 orang terluka ringan, dan 26 orang terluka berat. Selain itu, petugas masih berusaha menemukan16 orang yang dilaporkan hilang saat Gunung Semeru melontarkan awan panas guguran.