REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Kepala Dinas Perumahan dan Permukiman Kabupaten Lombok Barat H Lalu Winengan memperkirakan nilai kerugian akibat banjir yang terjadi di beberapa bagian wilayah Lombok Barat sekitar Rp 100 miliar. Dia memperkirakan nilai kerugian itu berdasarkan kerusakan yang terjadi akibat banjir di wilayah Kecamatan Sekotong, Batu Layar, Gunung Sari, dan Lingsar di Kabupaten Lombok Barat, Provinsi Nusa Tenggara Barat.
"Saat gempa 2018 lalu yang rusak itu kebanyakan rumah, kalau banjir ini selain menyebabkan rumah juga hilangnya harta benda karena rusak ataupun terbawa arus air, seperti TV, kulkas, perabotan rumah tangga, dan tempat tidur," katanya saat meninjau dampak banjir diDusun Batu Layar Utara, Desa Batu Layar Barat, Kecamatan Batu Layar, Selasa (7/12).
"Misalkan banjir di Desa Ranjok itu ada 251 rumah terendam, rumahnya masih utuh, tetapi perabotan, alat elektronik, pakaian anak sekolah, dan lainnya rusak dan hanyut, sehingga kerugian itu kita perkirakan Rp 100 miliar," ujarnya menambahkan.
Ia mengatakan bahwa dinas masih mendata kerusakan jalan, jembatan, fasilitas umum, dan rumah warga yang terdampak banjir. Selain menyebabkan lima orang meninggal dunia, banjir berdampak pada 2.849 keluarga di Kecamatan Gunung Sari, 1.250 keluarga di Kecamatan Batu Layar, 81 keluarga di Kecamatan Lingsar dan 1.222 keluarga di Kecamatan Sekotong.
Winengan mengusulkan warga yang terdampak banjir di Dusun Batu Layar Utara untuk sementara menempati rumah susun sewa (rusunawa) yang berada tidak jauh dari kampung. "Memang ada kita persiapkan rusunawa sehingga warga tidak terus berada di tenda pengungsian," katanya. Hujan dengan intensitas tinggi telah menyebabkan banjir di beberapa bagian wilayah Pulau Lombok sejak Ahad (5/12) sampai Senin (6/12).