REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNGPINANG -- Banjir setinggi 10 hingga 15 centimeter akibat air laut pasang mulai masuk ke permukiman warga Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau, Selasa (7/12). Salah satu permukiman warga yang terdampak banjir tersebut di sekitar kawasan Suka Berenang. Sebagian warga panik karena air sudah masuk ke permukimannya. "Setiap tahun, terjadi seperti ini," kata Fitri, salah seorang warga.
Di sekitar pasar, kawasan Kota Lama, Tanjungpinang, air laut pasang juga membasahi jalan. Warga yang tinggal di kawasan itu khawatir banjir terjadi saat air laut pasang dan hujan lebat. "Mudah-mudahan tidak terjadi banjir di pasar supaya orang-orang dapat berdagang, dan pembeli tidak kesulitan masuk ke pasar," kata Anita, salah seorang warga.
Prakirawan Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Tanjungpinang Robby Akbar Anugerah, mengatakan, air laut dengan volume yang tinggi terjadi akibat jarak terdekat bumi dan bulan. Kondisi itu, menurut dia, normal, bukan fenomena yang langka. Setiap pergantian bulan kondisi tersebut potensial terjadi. Namun yang terjadi sekarang, jarak bumi dan bulan saat pergantian bulan, sangat dekat sehingga air laut pasang lebih tinggi.
"Waspadai air laut pasang lebih tinggi, dan diperparah dengan dinamika cuaca atau atmosfir yang dapat menyebabkan intensitas curah hujan menjadi tinggi," katanya.
Akhir tahun 2021, menjelang penutupan tahun, banjir juga terjadi di sejumlah kawasan di Tanjungpinang dalam beberapa hari. Kondisi itu disebabkan air laut pasang, dan hujan lebat dengan intensitas tinggi."Kondisi itu potensial terjadi sekarang. Karena itu perlu diwaspadai," ujarnya.