Selasa 07 Dec 2021 13:09 WIB

KSAL Sematkan Baret Ungu kepada 512 Praja Korps Marinir

Warna baret ungu diilhami dari bunga bougenville yang selalu gugur sebelum layu.

Rep: Antara/ Red: Erik Purnama Putra
Prajurit Korps Marini menggendong Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Suhartono usai upacara pembaretan.
Foto: Dok Dispen Marinir
Prajurit Korps Marini menggendong Komandan Korps Marinir Mayjen (Mar) Suhartono usai upacara pembaretan.

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Kepala Staf Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Yudo Margono menyematkan baret ungu kepada 512 prajurit remaja (praja) Korps Marinir di tepi Pantai Baruna, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Jawa Timur, Selasa (7/12).

"Banggalah menjadi prajurit Korps Marinir, karena kalian telah menjadi bagian dari satuan yang menjadi andalan bangsa dan negara," kata Yudo yang juga sebagai Warga Kehormatan Korps Marinir saat menyematkan baret ungu dalam siaran pers, Selasa.

Baca Juga

Ke-512 prajurit Jalasena 'Letarung Samudera' remaja tersebut terdiri dari 17 personel Perwira Remaja AAL Angkatan 66, 149 personel Bintara Remaja PK XL/1, 148 personel Bintara Remaja PK XL/2 dan 198 personel Tamtama Remaja PK XL/2.

Untuk membangkitkan rasa hormat dan bangga serta penghargaan yang tinggi para prajurit Korps Marinir muda terhadap baret ungu Korps Marinir, dalam prosesi pemakaian baret Korps Marinir tersebut diperdengarkan pidato Presiden Sukarno pada saat penganugerahan panji kepada Korps Komando AL dan pembacaan surat pesan terakhir Prajurit KKO AL Usman dan Harun.

Momentum sakral pemakaian baret oleh inspektur upacara kepada perwakilan peserta dilanjutkan dengan pengucapan janji sebagai prajurit Korps Marinir oleh seluruh prajurit Korps Marinir. Janji untuk senantiasa menjunjung tinggi jiwa korsa, kehormatan, dan jati diri prajurit Korps Marinir.

Tradisi pembaretan ini merupakan implementasi pembinaan personel Korps Marinir dari aspek kultural yang merupakan peristiwa penting pada awal perjalanan seorang prajurit. Baret Ungu bagi seorang prajurit Korps Marinir merupakan kehormatan karena untuk memperolehnya diperlukan perjuangan yang sangat berat dengan cucuran keringat dan darah.

Sebelumnya mereka harus menempuh Pendidikan Komando selama 90 hari yang meliputi tahap komando, laut, hutan, gerilya lawan gerilya, hingga tahap lintas medan sejauh 300 kilometer.

Yudo mengingatkan agar para prajurit muda Korps Marinir menyadari warna baret ungu diilhami dari warna bunga bougenville yang selalu gugur sebelum layu. Hal itu melambangkan pengabdian prajurit Korps Marinir sebagai ksatria samudera yang selalu siap berkorban jiwa dan raga demi keutuhan dan kejayaan NKRI.

"Kesadaran inilah yang akan menuntun setiap langkah pengabdian dimanapun kalian berada sebagai petarung samudera Korps Marinir yang siap memberikan kemampuan terbaiknya dalam setiap palagan penugasan, loyalitas tanpa batas kepada TNI Angkatan Laut, TNI maupun bangsa dan negara," kata mantan Pangkogabwilhan I tersebut.

Yudo berpesan agar tetap bersikap ramah, beretika, dan humanis dengan mengembangkan jiwa korsa positif dalam menjaga soliditas TNI dan Polri maupun dengan seluruh elemen masyarakat. Dia juga berpesan agar mengisi kebanggaan dengan terus membina jiwa dan raga.

"Pertajam naluri dan tempur kemampuan tempur kalian, bagai keris samudera yang siap menghujam. Sehingga, dapat menjadi ksatria samudera yang siap tempur dengan penuh semangat pengabdian tanpa pamrih, patriot sejati penerus perjuangan prajurit Jalasena yang gagah berani, kebanggaan bangsa dan negara tercinta serta rakyat Indonesia," ucap Yudo.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement