REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Kepala Kantor Kesyahbandaran Utama Makassar Ahmad Wahid mengimbau nelayan yang kapasitas kapalnya di bawah 7 Gross Ton (GT) dan pengelola penyeberangan antarpulau mewaspadai cuaca ekstrem.
Hal itu dikemukakan Ahmad menanggapi kondisi curah hujan yang cukup lebat dalam dua hari terakhir di wilayah Makassar dan sekitarnya. "Untuk pelayaran di lautan, baik nelayan maupun awak kapal penumpang harus senantiasa mengutamakan keselamatan sesuai dengan SOP yang telah disosialisasikan Kesyahbandaran Utama Makassar bersama mitra terkait," katanya, Senin (6/12).
Menurut dia, hingga saat ini ia masih terus memantau informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV tentang cuaca buruk atau ekstrem di lapangan. Apabila dipandang perlu, ia akan mengeluarkan surat peringatan untuk menghentikan aktivitas pelayaran dan melaut untuk sementara waktu.
Adapun prakiraan cuaca berdasarkan data Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar diketahui kondisi pagi hingga sore hujan lebat, tingkat kelembaban udara 80 persen dan suhu udara 29-30 derajat Celsius. Sedangkan arah angin bertiup ke Barat dengan kecepatan 30-40 kilometer/jam.
Namun, menjelang malam hingga dini hari diprediksi hujan sedang hingga ringan, dengan kecepatan angin masih sama. Mengenai aktivitas pelayaran jelang akhir 2021, Pemimpin Dharma Lautan Utama Cabang Makassar Budiono mengatakan hingga saat ini masih berjalan dalam kondisi normal, meskipun curah hujan sudah mulai meningkat.
"Alhamdulillah, aktivitas pelayaran untuk layanan bongkar muat barang dan pengangkutan penumpang masih berjalan normal," katanya.
Bahkan menjelang peringatan Natal 2021 dan tahun baru 2022, terjadi peningkatan arus barang khusus dari rute Surabaya ke Makassar sekitar 10-15 persen. Sebaliknya, dari Makassar ke Surabaya tidak terjadi peningkatan yang signifikan.