Sabtu 04 Dec 2021 10:45 WIB

WHO: Sejauh ini Belum Ada Kematian Akibat Varian Omicron

WHO mengatakan hingga saat ini belum ada laporan kematian akibat varian Omicron.

Covid 19 (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Juru bicara Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan, sejauh ini belum ada laporan mengenai kematian akibat Covid-19 varian Omicron. WHO menekankan bahwa varian Delta masih menjadi fokus dalam memerangi pandemi.

Christian Lindmeier mengatakan kepada wartawan bahwa WHO masih mengumpulkan bukti tentang varian baru yang ditemukan di Afrika Selatan pada 11 November dan dinamai Omicron sekitar sepekan yang lalu."Kami belum menerima laporan kematian terkait Omicron," kata Lindmeier.

Baca Juga

"Jangan lupa juga bahwa varian dominan saat ini masih Delta. Omicron mungkin sedang populer dan kami mungkin akan sampai ke titik di mana (Omicron) mengambil alih sebagai varian dominan," ujarnya menambahkan.

Lindmeier melanjutkan, bahwa dunia perlu melindungi diri terhadap varian Delta. Semenjak Covid-19 pertama kali ditemukan hampir dua tahun silam, WHO telah mengonfirmasi hampir 263 juta kasus dan 5,22 juta lebih kematian secara global.

"Semakin banyak negara yang terus memburu dan terus memeriksa orang-orang dan secara khusus mencari varian Omicron, kami juga akan menemukan lebih banyak kasus dan informasi dan, semoga tidak, juga kemungkinan kematian," katanya.

Setelah varian Omicron terdeteksi di Botswana dan Afrika Selatan, sejumlah negara di Eropa dan Amerika Utara pekan lalu menerapkan pembatasan perjalanan terhadap negara-negara di kawasan Afrika selatan dan bahkan melarang penerbangan. Langkah itu menuai kecaman dari para pejabat di PBB, WHO, agen perjalanan internasional dan asosiasi pekerja.

"Daripada melihat penutupan perbatasan, pembatasan dan sebagainya, jauh lebih baik untuk mempersiapkan negara anda, sistem kesehatan anda atas kemungkinan kasus yang muncul", katanya.

"Kami cukup yakin bahwa varian Omicron ini akan meluas. Delta juga berasal dari suatu tempat. Dan kini kami mempunyai (Delta) itu sebagai varian dominan di lebih dari 90 persen dunia," ujarnya.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement