Jumat 03 Dec 2021 17:35 WIB

Pemerintah Matangkan Kebijakan Booster Lansia

Lansia adalah kelompok berisiko yang penting menerima booster.

Warga lanjut usia (lansia) menunggu giliran vaksinasi COVID-19 di Desa Tenggela, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (22/11/2021). Pemerintah masih mematangkan rencana vaksin dosis ketiga atau booster bagi lansia di 2022.
Foto: ANTARA/Adiwinata Solihin
Warga lanjut usia (lansia) menunggu giliran vaksinasi COVID-19 di Desa Tenggela, Kabupaten Gorontalo, Gorontalo, Senin (22/11/2021). Pemerintah masih mematangkan rencana vaksin dosis ketiga atau booster bagi lansia di 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tirmizi mengatakan sedang mematangkan kebijakan vaksinasi booster atau dosis ketiga untuk lanjut usia (lansia). Saat ini jumlah lansia yang sudah divaksinasi masih belum sesuai target pemerintah.

"Apakah lansia akan kita mulai vaksinasi di Januari? Ini sedang kita matangkan untuk kebijakannya, mengingat baru 51 persen lansia yang mendapat vaksinasi dosis pertama, sementara dosis kedua baru 30 persen," kata Nadia dalam Dialog Produktif Jumat KPC PEN yang dipantau di Jakarta, Jumat (3/12).

Baca Juga

Lansia menjadi salah satu prioritas pemerintah untuk mendapatkan vaksinasi booster. Alasannya, dua dosis vaksin kurang mampu meningkatkan imunitas lansia yang telah menurun terhadap Covid-19.

Selain lansia, tenaga kesehatan dan orang dengan permasalahan kekebalan tubuh juga menjadi prioritas untuk mendapatkan vaksinasi booster. "Tapi yang harus diingat, vaksinasi booster akan lebih baik kalau dimulai pada saat vaksinasi lengkap dosis satu dan dua sudah didapatkan oleh minimal 60 persen dari sasaran," kata Nadia.

Berdasarkan data terakhir, baru 95,47 juta masyarakat Indonesia yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 dosis lengkap. Nilai ini sekitar 45,84 persen dari target masyarakat yang akan divaksin sebanyak 208,26 juta.

Menurutnya lansia dan orang-orang rentan lain memerlukan vaksinasi booster karena efikasi vaksin dosis pertama dan kedua akan menurun seiring berjalannya waktu. Apalagi ketika vaksin tersebut disuntikkan kepada lansia yang daya tahan tubuhnya biasanya lebih rendah dari orang-orang yang berusia lebih muda.

"Penurunannya bukan berarti nol. Artinya proteksi itu tetap ada, ditambah kekebalan kelompok yang sudah dibangun ini menjadi satu kombinasi intervensi penanganan pandemi yang baik," katanya.

Vaksinasi pun menjadi salah satu kunci agar Indonesia bisa bertahan menghadapi ketidakpastian akibat Covid-19 di tahun 2022 yang akan datang. "Perlu kerja sama dari masyarakatkarena kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan 3M, 3T, dan percepatan vaksinasi menjadi kunci dalam penanganan pandemi untuk menghadapi berbagai macam hal yang tidak pasti di 2022," ucapnya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement