Kamis 02 Dec 2021 04:53 WIB

Selain Omicron, Waspadai Juga Potensi KLB pada Masa Pandemi

Covid-19 varian Omicron 1,3 kali lebih cepat menular daripada varian Delta.

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Agus raharjo
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 sekaligus Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung (Dirjen P2P) Kemenkes, dr Siti Nadia Tarmizi.
Foto:

Bersamaan, ia juga mengingatkan kepada pemerintah daerah untuk dapat memberikan perhatian juga pada cakupan imunisasi anak-anak di wilayahnya. “Upaya untuk melengkapi cakupan imunisasi rutin perlu dilakukan terutama di saat pandemi Covid-19 dapat kita kendalikan seperti saat ini,” tegasnya.

Kemudian, Nadia mengimbau masyarakat untuk bijak menyikapi relaksasi berbagai kegiatan, serta selektif memilih kegiatan-kegiatan yang prioritas saja dengan mengedepankan protokol kesehatan. “Kita semua bisa berkontribusi dalam penanganan Covid-19. Apapun posisi kita, kita harus mampu untuk mengedukasi, mengubah perilaku, meningkatkan partisipasi masyarakat dalam penerapan  protokol kesehatan dan vaksinasi Covid-19,” tegasnya.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia Dicky Budiman mengatakan, berdasarkan laporan riset awal di Afrika Selatan dan Israel, varian Omicron patut diwaspadai karena kemampuan penularannya yang cepat. "Omicron 1,3 kali lebih cepat menular daripada Delta Varian, angka reproduksinya lebih besar dari Delta namun belum bisa dipastikan nilainya," kata Dicky, Rabu (1/12).

Oleh karenanya, cakupan vaksin dan disiplin protokol kesehatan seperti terus memakai masker, selalu menjaga jarak, melakukan karantina dan memiliki ventilasi serta sirkulasi udara yang baik masih sangat efektif untuk mencegah penularan Covid-19. Dicky menekankan, orang yang tidak divaksinasi 2,4 kali lebih berisiko mengalami keparahan.

Dalam riset tersebut juga disebutkan varian Omicron dapat mengurangi efikasi vaksin dan antibodi pada penyintas. Sehingga, booster vaksin dinilai bisa menurunkan risiko keparahan sampai 90 persen. "Virus berpotensi dapat mengurangi efektivitas pengobatan. Namun gejala umum sejauh ini relatif sama dengan varian Delta namun masih harus menunggu tiga pekan ke depan perkembangan data," tutur Dicky.

Ia kembali menekankan, semua varian Covid-19 mayoritas bergejala ringan sampai sedang, namun sekitar 5 persen akan perlu ICU/ventilator. Faktor kecepatan penularan akan berpengaruh pada potensi beban fasilitas kesehatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement