Selasa 30 Nov 2021 00:38 WIB

Update Covid-19 Dunia, Negara-Negara Mulai Batasi Perjalanan

Jepang mulai menutup pintu bagi warga negara asing.

Penumpang yang mengenakan alat pelindung tiba di Bandara Internasional Incheon, di Incheon, Korea Selatan, 29 November 2021, karena otoritas kesehatan telah memberlakukan larangan masuk bagi kedatangan asing dari delapan negara Afrika, termasuk Afrika Selatan, untuk memblokir masuknya COVID-19 baru varian omicron
Foto: EPA-EFE/YONHAP SOUTH KOREA OUT
Penumpang yang mengenakan alat pelindung tiba di Bandara Internasional Incheon, di Incheon, Korea Selatan, 29 November 2021, karena otoritas kesehatan telah memberlakukan larangan masuk bagi kedatangan asing dari delapan negara Afrika, termasuk Afrika Selatan, untuk memblokir masuknya COVID-19 baru varian omicron

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dunia saat ini mewaspadai penyebaran varian omicron. Varian baru covid-19 Omicron mendorong dunia pertimbangkan lagi perjalanan global.

Pembatasan perjalanan

Baca Juga

Negara-negara dari Indonesia hingga Arab Saudi telah memberlakukan pembatasan perjalanan bagi pendatang dari Afrika bagian selatan untuk membatasi penyebarannya.

Israel mengambil kebijakan lebih ekstrem dengan melarang masuknya warga asing. Negara itu memanfaatkan teknologi pelacakan telepon yang pernah dipakai dalam pencegahan terorisme.

Australia akan menimbang ulang rencana untuk membuka kembali perbatasannya bagi pelajar dan migran yang memiliki keterampilan mulai 1 Desember. Negara itu telah melaporkan temuan kasus varian Omicron pada dua orang yang tiba di Sydney dari selatan Afrika.

Otoritas setempat mewajibkan karantina 14 hari bagi warga yang pulang dari sembilan negara Afrika.

Warga asing akan dilarang masuk Jepang

Perdana Menteri Fumio Kishida mengatakan Jepang akan melarang masuk pendatang asing mulai 30 November ketika negara itu berusaha mencegah penyebaran varian Omicron. Warga Jepang dari sejumlah negara tertentu diperbolehkan masuk namun harus dikarantina di tempat-tempat yang sudah disiapkan.

 

Kata pakar soal omicron 

Pakar penyakit menular AS Dr Anthony Fauci mengatakan kepada Presiden Joe Biden pada Ahad (28/11) bahwa diperlukan waktu sekitar dua pekan untuk mendapatkan informasi yang jelas tentang varian Omicron. Fauci mengatakan dia yakin vaksin saat ini masih memberikan "perlindungan terhadap kasus COVID yang parah".

Para pejabat AS menegaskan lagi saran mereka agar lebih banyak warga Amerika yang disuntik dosis penguat. AS mencatat lebih dari 1,1 juta kasus baru COVID-19 dalam 14 hari terakhir, naik 9 persen dari periode sebelumnya.

Dr Angelique Coetzee dari Asosiasi Dokter Afrika Selatan, salah satu orang pertama yang menemukan varian Omicron mengatakan varian baru itu sejauh ini menimbulkan gejala ringan dan bisa diobati di rumah. Coetzee mengatakan tak seperti varian Delta, pasien Omicron tidak mengeluh hilang rasa dan penciuman. Tak ada juga laporan tentang penurunan tingkat oksigen.

Menurut pengalamannya, varian tersebut mempengaruhi orang-orang berusia 40 tahun ke bawah. Hampir setengah pasien Omicron yang ditanganinya belum divaksin."Keluhan paling dominan adalah kelelahan parah selama satu atau dua hari. Juga sakit kepala dan nyeri di badan," kata dia.

Meningkatnya jumlah kasus

Cuaca dingin memaksa orang tetap berada di ruangan tertutup telah mendorong rumah sakit dan negara-negara bagian menetapkan status darurat.

Singapura, Malaysia buka lagi perbatasan darat

Singapura dan Malaysia kembali membuka salah satu perbatasan darat tersibuk di dunia yang ditutup hampir dua tahun akibat pandemi. Berdasarkan kesepakatan, hingga 1.440 pelaku perjalanan dari masing-masing negara diizinkan melintasi perbatasan setiap hari tanpa karantina.

Pelaku perjalanan harus memegang bukti kewarganegaraan, izin tinggal permanen atau visa jangka panjang di negara tujuan. Mereka juga harus menunjukkan hasil negatif tes COVID-19 sebelum keberangkatan dan menjalani tes saat kedatangan.

 

 

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement