Selasa 30 Nov 2021 01:01 WIB

Kenali Gejala Omicron Mirip Infeksi Virus pada Umumnya

Varian Omicron menimbulkan gejala ringan seperti kelelahan. 

Rep: Febrianto Adi Saputro/Rr Laeny Sulistyawati/Antara/ Red: Agus Yulianto
Petugas kesehatan melakukan pemeriksaan awal kepada anak usia 12-18 tahun yang akan menjalani vaksinasi Covid-19.
Foto:

Jangan anggap enteng

Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar (Cak Imin) menanggapi soal kabar kemunculan virus corona B.1.1.529 atau Omicron yang telah terdeteksi di sejumlah negara. Dia meminta, pemerintah dan masyarakat untuk tetap waspada dan tidak menyepelekan varian Omicron yang disebut-sebut lebih mudah menular dibandingkan dengan varian-varian lainnya yang sebelumnya ada.

"Mumpung varian Omicorn ini belum terdeteksi ada di Indonesia, semoga memang benar-benar belum ada. Jangan sampai sudah ada, tapi kitanya yang belum tahu makanya ini harus menjadi perhatian serius. Jangan anggap enteng dan jangan lengah," kata  Cak Imin dalam keterangan tertulisnya, Senin (29/11).  

Ketua Tim Pengawas Penanggulangan Bencana Covid-19 DPR RI itu meminta, agar masyarakat tidak perlu panik. Dia mengimbau, masyarakat tetap melaksanakan protokol kesehatan (prokes) secara ketat. 

Selain itu, dia menilai, dalam beberapa bulan terakhir, kesadaran masyarakat untuk melaksanakan prokes menurun tajam. Semakin banyak orang yang tidak mengenakan masker, kerumunan massa juga semakin tidak terkendali. 

"Kita lihat saat ini di sejumlah negara di Eropa justru terjadi peningkatan kasus yang begitu tajam. Austria kembali menerapkan karantina nasional atau lockdown penuh. Jerman pun mengeluarkan peringatan keras kepada warganya agar segera divaksin akibat lonjakan kasus yang juga luar biasa. Ini harus menjadi alarm bagi kita," ujar ketua umum PKB itu. 

Cak Imin mengapresiasi langkah sigap Pemerintah yang telah mengeluarkan kebijakan untuk membatasi kedatangan warga negara asing (WNA) guna mencegah penularan varian baru Omicron. 

Kecepatan penularan 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) memaparkan kecepatan penularan Covid-19 pertama kali dari Wuhan, Cina, versus varian Delta serta melawan varian baru yaitu Omicron.bDirektur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Langsung Kemenkes Siti Nadia Tarmizi menjelaskan, varian Delta bisa 5 kali lebih cepat menyebar dibandingkan Covid-19 awal di Wuhan. 

Kemudian, Omicron lebih cepat menyebar dibandingkan varian delta dan memudahkan terjadi reinfeksi kembali berdasarkan info yang ada saat ini. "Sebab, melihat letak mutasi yang terjadi dan kemiripan dengan pola varian sebelumnya yang memiliki letak mutasi protein yang sama," katanya saat dihubungi Republika, Senin (29/11).

Bahkan, dia mengatakan, penyebaran Omicron diduga bisa lebih cepat menyebar kalau melihat mutasi proteinnya. Terkait angka pasti kecepatan penyebaran Omicron hingga berapa kali lipat lebih cepat dari kecepatan penyebaran varian awal di Wuhan, Nadia mengaku, belum bisa diketahui. 

Sebab, dia menambahkan, varian Omicron masih diteliti. "Yang jelas ebih cepat dari delta dan mudah reinfeksi," ujarnya.

Sebelumnya, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan kasus varian baru virus Corona yaitu Omicron yang meningkat pesat. Bahkan, kenaikan kasus Omicron membuat beberapa negara membuat aturan imigrasi karantina yang ketat.

Ketua Satuan Tugas Covid-19 IDI Zubairi Djoerban memaparkan, data jumlah kasus harian baru Omicron di Afrika Selatan yang bertambah dengan cepat.

"Kasus baru Omicron harian per 23 November 2021 sebanyak 868, kemudian esoknya naik jadi 1.275, kemudian di hari berikutnya yaitu 25 November menjadi 2.465, dan bertambah lagi 2.825 per 26 November 2021, dan 3.220 per 27 November 2021. Jadi, jelas memang ada kenaikan kasus Covid-19 Omicron yang lumayan cepat," ujarnya saat dihubungi Republika, Ahad (28/11).

 

Bahkan, dia menyebutkan, Inggris sudah membuat aturan imigrasi karantina yang lumayan ketat untuk warganya yang baru pulang dari beberapa negara di Afrika Selatan (Afsel). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement