Selasa 23 Nov 2021 09:17 WIB

Waspadai Natal dan Tahun Baru Jadi Sumber Penularan Covid-19

Pemerintah diminta segera membuat aturan yang jelas terkait PPKM level 3.

Rep: Novita Intan/Iit Septyaningsih/Dian Fath/ Red: Friska Yolandha
Suasana rapat terbatas yang dipimpin Presiden Joko Widodo bersama Wakil Presiden Ma
Foto:

“Angka Reproduksi Kasus Efektif (Rt) COVID-19 Indonesia masih di bawah 1 tetapi mengalami sedikit peningkatan sejak dua pekan terakhir. Peningkatan sedikit atas laju penularan kasus ini akan terus dimonitor dan diwaspadai oleh Pemerintah,” ujar Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam Konferensi Pers virtual Ratas Evaluasi PPKM, Senin.

Dilihat dari jumlah kasus aktif di Luar Jawa-Bali per 21 November 2021, kata dia, sebesar 4.263 kasus atau 52,46 persen dari total kasus aktif nasional, atau sudah menurun 98,07 persen dari puncaknya pada 6 Agustus 2021. Kasus Konfirmasi Harian di luar Jawa-Bali per 21 November 2021 berjumlah 99 kasus atau 31,53 persen dari kasus harian nasional yang sebesar 314 kasus, dengan rata-rata 7 hari sebesar 113 kasus, dan tren penurunan yang konsisten.

Untuk kasus kematian per 21 November 2021 berjumlah 3 kasus dengan total kematian 43.549 kematian (CFR 3,12 persen). Sedangkan, tingkat kesembuhan harian per 21 November 2021 bertambah 112 orang sehingga menjadi total 1.346.460 orang (RR 96,57 persen). “Tren penurunan kasus konfirmasi harian dan jumlah kasus aktif, terus terjadi secara konsisten di Luar Jawa-Bali,” jelas Airlangga.

Airlangga menggarisbawahi terjadi kenaikan kasus konfirmasi dalam satu pekan pada beberapa provinsi di Luar Jawa Bali, yakni Nusa Tenggara Timur naik 77 kasus, Kalimantan Barat naik 43 kasus, Riau naik 16 kasus, Kepulauan Bangka Belitung naik 15 kasus, Sulawesi Tenggara naik 6 kasus. “Saat ini terus dilakukan monitoring perkembangan kasus,” kata dia.

Epidemiolog dari Universitas Griffith Australia, Dicky Budiman mendorong pemerintah membuat aturan yang jelas dalam penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) dengan status level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia pada masa libur natal dan tahun baru (nataru) mendatang. Dicky menilai pelonggaran PPKM yang tidak terukur kuat dan strategi komunikasi yang tidak memadai membuat masyarakat kini menjadi cenderung abai terhadap penerapan protokol kesehatan.

Baca juga : Kasus Covid-19 di Kota Bandung Tersisa 57 Kasus

Padahal, lonjakan masih sangat mungkin terjadi, mengingat jumlah populasi yang belum memiliki imunitas baik karena belum divaksinasi dan belum terinfeksi masih cukup signifikan, setidaknya 40 persen dari total populasi. 

Selain itu, adanya perburukan situasi pandemi di Eropa, Asia dan Kawasan ASEAN, kembali memberi sinyal serius  perlunya upaya pengetatan 3T, 5M, dan akselerasi vaksinasi. Saat ini, sejumlah negara di dunia kembali mengalami pertambahan kasus COVID-19, seperti di Eropa dan China. 

"Karenanya, jika kita tidak berhati-hati, masa nataru menjadi momen yang rawan, sehingga kepatuhan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan harus lebih ketat, apalagi dengan mobilitas yang tinggi dan masa karantina yang dipersingkat,” ujar Dicky

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement