Senin 22 Nov 2021 14:04 WIB

MUI DKI Bentuk Pasukan Siber Bela Anies, Awas Offside

Pasukan siber MUI DKI untuk membela Anies dinilai berpotensi munculkan masalah lain.

Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan.
Foto:

Dosen Ilmu Politik Universitas Paramadina, Ahmad Khoirul Umam, mengatakan, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, memang kerap menjadi korban buzzer. Namun demikian, klaim MUI DKI untuk menyiapkan tim siber guna menangkal buzzer pada Anies, dikatakan dia berpotensi membuat masalah lain.

“Hal itu berpotensi menyeret MUI dalam dinamika politik praktis. MUI seharusnya menjadi rumah bersama umat Islam Indonesia, melawan buzzer yang mendangkalkan literasi politik masyarakat, tanpa harus terjebak dalam kubu-kubuan kekuatan politik,” kata Umam kepada Republika, Senin (22/11).

Dia tak menampik, langkah MUI DKI Jakarta dalam mengusung tim tersebut merupakan langkah untuk membela satu nama dan menjaga demokrasi digital. Jika bergerak dan berpihak lebih jauh, kata dia, MUI menurutnya, bisa offside dari awal kekhidmatan dibentuknya lembaga ulama itu.

“Karena itu, MUI harus menjadi agenda pencerahan umat dan menghindarkan diri dari medan benturan politik identitas yang melibatkan simbol-simbol komunitas dan organisasi ke-Islam-an,” tutur Direktur Eksekutif Indostrategic itu.

Umam melanjutkan, jika ada yang berniat melakukan politik, sebaiknya tidak mengatasnamakan ormas Islam. Sebab, sebagai bagian dari Islamic-based civil society, ormas Islam, kata dia, harus diarahkan pada agenda pembangunan civil Islam, yang berkeadaban, moderat dan mengayomi semua umat.

“Itu sebagai fondasi kuat bagi agenda pembangunan ekonomi-politik bangsa Indonesia ke depan,” kata pengamat politik itu.

Adapun, pengamat Komunikasi Politik dari Universitas Esa Unggul Jamiluddin Ritonga menilai, kurang pas jika MUI DKI Jakarta punya rencana membentuk pasukan siber. Sebab, fungsi dan tugas MUI tidak berkaitan dengan pembelaan khusus pada seseorang khususnya Anies.

"MUI DKI Jakarta tampaknya sudah tidak sabar melihat perilaku buzzer yang menggunakan logika berpikir abnormal. Meski demikian, tampaknya kurang pas MUI punya rencana seperti itu," katanya kepada Republika, Senin (22/11).

Jamiluddin menyarankan MUI DKI membatalkan rencana pembentukan pasukan siber untuk membela Anies. Tetapi, jikaMUI Cyber Army dibentuk untuk melawan kebohongan dan fitnah tampaknya masih relevan.

"Sebab, semua agama tentu tidak memperbolehkan berbohong dan fitnah. Hal-hal seperti ini memang harus dilawan," kata dia.

Menurutnya, gagasan pasukan siber MUI DKI Jakarta  berawal dari isu kedekatan Anies Baswedan dengan terduga teroris yang ditangkap Densus 88, Farid Okbah. Pasukan siber MUI DKI Jakarta nantinya akan meng-counter isu-isu seperti itu.

"Logika berpikir seperti itu memang kerap terjadi di Indonesia. Para buzzer menggunakan logika berpikir sesat itu untuk menghujat dan menghakimi orang-orang yang tidak mereka sukai," kata dia.

 

photo
Formula E Diinterpelasi, Anies Bergeming - (Infografis Republika.co.id)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement