REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR — Wali Kota Bogor, Bima Arya Sugiarto, melihat akan ada dampak ekonomi pada penerapan PPKM Level 3 saat libur Natal dan tahun baru (Nataru) nanti. Namun, menurutnya, keputusan ini dilakukan untuk melindungi pemulihan ekonomi agar tidak kembali turun atau drop.
Bima Arya menyebutkan, jika pemerintah lalai dalam melakukan pembatasan pada libur Nataru nanti, dikhawatirkan perekonomian akan kembali menurun beriringan dengan meningkatnya kasus Covid-19. Padahal, di Kota Bogor sendiri saat ini data kasus Covid-19 di Kota Bogor sudah membaik.
“Hari ini datanya Alhamdulillahh baik. Kemarin 0 penambahan kasus, sekarang tinggal 18 orang yang sakit Covid-19 se-Kota Bogor itu,” ujarnya kepada awak media, Jumat (19/11).
Oleh karena itu, dia menegaskan, Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor akan mengantisipasi peningkatan kasus Covid-19 pada libur Nataru. Salah satunya dengan menerapkan pembatasan kendaraan yang akan masuk ke Kota Bogor nanti.
“Kalau soal ekonomi kita perketat sedikit nggak masalah, daripada kita kebobolan nanti drop-nya lebih parah lagi ekonominya,” tegasnya.
Bima Arya menambahkan, dia dan Kapolresta Bogor Kota akan memberlakukan kebijakan terkait dengan PPKM Level 3 untuk menghindari melonjaknya kunjungan wisatawan pada libur Nataru. Kebijakan tersebut direncakan dibahas dalam waktu dekat.
“Jadi ini memberikan pesan bahwa karena belum selesai, jadi sebaiknya liburan akhir tahun ini tidak ke mana-mana juga,” tuturnya.