Kamis 18 Nov 2021 16:50 WIB

BKOW Kalsel Siap Bersinergi Bersama Pemerintah Daerah

BKOW kedepan diharapkan menjadi jembatan koordinasi antar seluruh organisasi wanita

Suasana penuh khidmat mewarnai pengukuhan Pengurus Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Kalimantan Selatan Periode 2021-2026, di Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kamis (18/11).
Foto: Pemprov Kalsel
Suasana penuh khidmat mewarnai pengukuhan Pengurus Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Kalimantan Selatan Periode 2021-2026, di Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kamis (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, BANJARMASIN -- Suasana penuh khidmat mewarnai pengukuhan Pengurus Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Kalimantan Selatan Periode 2021-2026, di Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kamis (18/11).

Hj Raudatul Jannah Sahbirin Noor, SKM, MKES selaku penasihat, saat mengukuhkan pengurus menyampaikan optimisme akan kemajuan BKOW kedepan sebagai jembatan koordinasi antar seluruh organisasi wanita yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.

Baca Juga

Dikatakan, optimisme ini dilatari berbagai latar organisasi dan banyaknya jumlah pengurus dalam organisasi. Dan BKOW siap bersinergi bersama  pemerintah mengatasi permasalahan sosial strategis daerah.

photo
Suasana penuh khidmat mewarnai pengukuhan Pengurus Badan Kerja sama Organisasi Wanita (BKOW) Provinsi Kalimantan Selatan Periode 2021-2026, di Mahligai Pancasila, Banjarmasin, Kamis (18/11). - (Pemprov Kalsel)

Istri Gubernur Kalsel Sahbirin Noor ini secara khusus menyampaikan ucapan selamat dan sukses kepada Hj Fathul Jannah Muhidin, selaku Ketua BKOW, dan seluruh pengurus yang dikukuhkan. "Banyak sekali ternyata pengurus BKOW. Ini adalah suatu potensi yang besar, kekuatan yang besar apabila pian-pian ( kita semua)  bersatu, berkomitmen dan bergerak bersama, Insya Allah BKOW akan semakin maju," harapnya.

Raudatul Jannah juga berpesan agar keberadaan dan partisipasi BKOW dalam membantu pemerintah dan pembangunan masyarakat, dan wanita pada khususnya dapat berkelanjutan dan tidak bersifat sementara.

Terutama dalam  mendampingi dan membantu pemerintah dalam menangani isu-isu strategis seperti wajib belajar 12 tahun, pernikahan usia dini dan juga isu stunting yang sebenarnya saling berhubungan. Karena menurutnya, apabila anak mendapat pendidikan yang semestinya, lebih mungkin bagi mereka untuk tidak memutuskan menikah di usia dini.

"Anak yang selesai menempuh wajib belajar 12 tahun, pasti berpikiran terus ingin sekolah dan mengaplikasikan apa yang dia dapatkan di sekolah. Sehingga dia ingin bekerja, berkarir dan tidak buru-buru ingin menikah.

Raudatul Jannah juga menyampaikan, anak yang menikah usia dini, mungkin belum mengerti bagaimana cara mendidik atau mengasuh anaknya. Sehingga meskipun anaknya tumbuh, tetapi kurang terperhatikan  kualitasnya.

Raudatul Jannah meminta seluruh anggota BKOW dan hadiri yang berhadir agar aktif mengedukasi dengan cara persuasif, tanpa menggurui dan menjustifikasi terkait hal ini. "Tolong diberi pandangan dan sharing, tanpa menggurui dan menjustifikasi. Gunakan bahasa yang betul-betul hati-hati dan santun. Jangan menggunakan kalimat dan penyampaian yang tidak  pas, yang malah dapat menimbulkan sifat apati,s" pesannya.

Di akhir sambutannya, dirinya berharap agar keberadaan BKOW dapat memberikan manfaat terhadap masyarakat di Kalsel. "Mudah-mudahan dengan keberadaan BKOW, akan mampu menghadirkan organisasi kewanitaan yang kuat, tangguh secara kelembagaan serta produktif dalam melanjutkan kegiatan-kegiatan yang betul-betul memberikan manfaat terhadap masyarakat banua kita di Kalimantan Selatan," harapnya.

Selaras dengan Raudatul Jannah, Ketua BKOW Kalimantan Selatan, Fathul Jannah Muhidin mengajak seluruh anggota dan pengurus BKOW untuk maju dan andil bagian untuk Kalsel. "Saya mengajak kepada seluruh anggota dan pengurus BKOW Kalsel, mari kita majukan BKOW sebagai organisasi wanita terpercaya dan andil bagian dalam mewujudkan wanita-wanita Kalsel maju dan berdaya saing," ucapnya.

Lebih lanjut, dirinya juga menyampaikan bahwa keberadaan BKOW sangat strategis untuk membantu pemerintah dalam menangani berbagai isu di Kalsel. "Saat ini kesenjangan masih ditemukan di berbagai sektor. Masih banyak anak-anak kita yang belum bisa mendapatkan pendidikan. Lalu tingginya pernikahan usia anak di beberapa daerah di Kalsel dan juga angka stunting. Isu isu ini tidak akan selesai kalau bukan kita sendiri yang turun," sampainya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement