Kamis 18 Nov 2021 06:17 WIB

Empat dari Sembilan Perempuan Ini Berpeluang Dicalonkan

'Saya kira yang masuk akal adalah jadi calon wakil presiden.'

Rep: Rizkiyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Ketua DPR Puan Maharani (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan)
Foto: ANTARA/Galih Pradipta
Ketua DPR Puan Maharani (kiri) dan Menteri Keuangan Sri Mulyani (kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Guru besar Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) Burhan Magenda dari sembilan nama tokoh perempuan yang masuk dalam survei Akar Rumput Strategic Consulting (ARSC), hanya tiga nama yang berpeluang besar untuk dicalonkan. Ketiganya, yakni Puan Maharani, Sri Mulyani dan Yenny Wahid. 

Burhan, dalam keterangan, Rabu (17/11), mengatakan, ketiga nama tersebut mewakili partai dan golongan. Ia menambahkan, Yenny Wahid dan Puan Maharani dipastikan tidak memiliki masalah dari sisi massa pemilih mengingat memiliki dukungan dan basis massa besar seperti NU dan PDIP.

Baca Juga

Sementara, Burhan mengatakan, Sri Mulyani dinilai cocok sebagai cawapres. Burhan mengatakan, ada kemungkinan calon presiden mendatang adalah seorang teknokrat yang ingin memulihkan ekonomi.

Selain ketiganya, ia mengatakan, Khofifah Indar Parawansa juga memiliki peluang untuk dicalonkan. Selain memiliki dukungan dari kelompok NU, elektabilitas Khofifah juga cukup baik dibandingkan sejumlah nama lain.

Hasil survei ARSC mendapati sembilan nama tokoh perempuan yang layak maju sebagai capres pada Pemilu 2024. Mantan menteri kelautan dan perikanan Susi Pudjiastuti menempati urutan teratas dengan elektabilitas 24,21 persen. Menyusul Menteri Sosial Tri Rismaharini 17,66 persen dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa 11,07 persen.

Selanjutnya, Menteri Keuangan Sri Mulyani 10 persen, Puan Maharani 4,01 persen, Yenny Wahid 3,14 persen, Megawati Soekarnoputri 2,79 persen, Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziyah 1,32 persen dan Iriana Joko Widodo 1,07 persen.

Burhan menilai, adanya Puan Maharani dari PDIP membuat peluang Tri Rismaharini untuk dicalonkan menjadi sulit. Padahal, Tri Rismaharini memiliki elektabilitas di atas Puan Maharani.

Dia mengatakan, alasan serupa yang membuat Menteri Ketenagakerjaan Ida Fauziah sulit untuk dicalonkan. Sebab, Burhan berpendapat, massa NU sudah diwakili oleh Yenny Wahid dan Khofifah Indar Parawansa.

Di sisi lain, Burhan menyambut baik wacana figur perempuan maju sebagai calon presiden (capres) pada pemilu 2024. "Bagus ada wacana capres perempuan. Tapi, saya kira yang masuk akal adalah jadi calon wakil presiden (cawapres)," kata Burhan.

Pakar komunikasi politik Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio menyatakan, meskipun muncul beberapa nama tokoh perempuan yang berpotensi maju sebagai capres, elektabilitas mereka masih jauh di bawah para capres laki-laki. Namun, dia tidak menampik elektabilitas capres perempuan dapat menyaingi capres laki-laki.

"Misalnya Puan Maharani. Jika PDIP yakin menang, maka mereka akan berusaha sekuat tenaga untuk menaikkan elektabilitasnya," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement