Rabu 17 Nov 2021 23:48 WIB

Dudung Abdurachman, dari Turunkan Baliho HRS Lalu Jadi KSAD

Sepak terjangnya Dudung mulai melambung ketika menjabat sebagai Pangdam Jaya.

Rep: Mabruroh/Dessy Suciati Saputri/ Red: Andi Nur Aminah
Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman menyapa wartawan dari dalam mobil usai pelantikan di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (17/11/2021). Presiden Joko Widodo melantik Dudung Abdurachman menjadi KSAD menggantikan Jenderal TNI Andika Perkasa yang dilantik menjadi Panglima TNI.
Foto:

Selanjutnya ketika menjabat sebagai Pangkostrad, pria lulusan Akmil 1988 itu juga membuat gebrakan memindahkan tiga patung tokoh TNI, yakni Jenderal TNI AH Nasution (Menteri Pertahanan dan Keamanan), Mayjen TNI Soeharto (Panglima Kostrad), dan Kolonel Inf Sarwo Edhie Wibowo (Komandan RPKAD alias Kopassus).

Tiga patung yang sempat menghiasi diorama Peristiwa G30S/PKI diboyong dari Museum Dharma Bhakti Kostrad. Dudung saat itu membantah menghilangkan patung-patung tersebut. Menurut Dudung, ketiga patung itu diminta kembali oleh pembuatnya yakni Pangkostrad periode 2011-2012 Letjen (Purn) Azmyn Yusri (AY) Nasution.

“Saya hargai alasan pribadi Letjen TNI (Purn) AY Nasution, yang merasa berdosa membuat patung-patung tersebut menurut keyakinan agamanya. Jadi, saya tidak bisa menolak permintaan yang bersangkutan,” jelas Dudung.

Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) Jenderal Dudung Abdurachman menyampaikan program terdekatnya usai dilantik oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Istana Negara, Jakarta. Ia mengatakan, program terdekat yang akan dilakukannya yakni mengupayakan peningkatan profesionalisme prajurit TNI. “Program yang terdekat, saya akan melihat bagaimana peningkatan profesionalisme prajurit,” ujar dia di Kompleks Istana Presiden, Jakarta, Rabu (17/11).

Baca juga : Pengamat: Dudung Jadi KSAD karena Megawati Merasa Nyaman

Ia juga akan melihat kembali profesionalisme prajurit TNI yang melaksanakan tugas operasi di Papua dan di Poso. Dudung tak ingin terjadi pelanggaran yang dilakukan terhadap masyarakat di Papua dan Poso.

“Kedua, saya akan melihat daerah operasi. Bagi prajurit-prajurit Angkatan Darat yang melakukan tugas operasi, khususnya di Papua dan di Poso, saya akan lihat sejauh mana profesionalisme karena di Papua adalah saudara-saudara kita semua agar diperhatikan karena jangan sampai ada pelanggaran atau menyakiti masyarakat,” jelasnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement