REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Komisi E DPRD DKI Jakarta Ima Mahdiah meminta Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) Perwakilan DKI mengaudit anggaran pembangunan SMA Negeri 96 Cengkareng, Jakarta Barat, yang roboh saat proses renovasi. Biaya renovasi sekolah tersebut juga disebutnya tidak murah mencapai miliaran rupiah.
"Kami mau cross check siapa kontraktornya, polisi harus masuk di sini, BPK juga harus masuk biar mengaudit," kata Ima dihubungi di Jakarta, Rabu (17/11). Politikus PDI Perjuangan itu juga meminta Dinas Pendidikan DKI Jakarta untuk memeriksa dan mengantisipasi agar kejadian tersebut tidak terulang.
"Kami di Komisi E menyampaikan ke mereka (Dinas Pendidikan) bahwa sekolah-sekolah ini kalau misalnya rehab berat sekalian rehab total jadi benar-benar tidak tambal sulam," ucap Ima. Ia menyebut renovasi di SMA Negeri 96 tersebut diperkirakan menelan anggaran sebesar Rp 33 miliar pada 2021.
"SMAN 96 itu anggaran 2021 total Rp 33 miliar," ungkap Ima.
Sebelumnya, Gedung SMAN 96 di Jalan Jati Raya, Kelurahan Cengkareng Timur, Kecamatan Cengkareng, Jakarta Barat, roboh ketika ketika proses renovasi. "Jadi itu lagi proses pembangunan baru, rehab total," kata Kepala Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat I Aroman ketika dikonfirmasi wartawan.
Aroman memastikan robohnya gedung tersebut mengakibatkan empat korban terluka yang terdiri dari para pekerja bangunan. Beberapa dari korban luka tersebut ada yang menderita patah kaki dan langsung dilarikan ke rumah sakit terdekat.
"Jadi puingnya menimpa para pekerja. Warga sekitar tidak kena karena jauh, tidak ada warga luka," kata dia.
Ketika ditanya apakah proses renovasi bangunan sekolah tetap berjalan, Aroman menjawab menunggu hasil penyelidikan Polres Metro Jakbar. Dia menambahkan, pembangunan memang berada di bawah Dinas Pendidikan. Tapi insiden robohnya bangunan membuat dinas memilih menunggu hasil investigasi.
Ia mengaku belum bisa memerinci berapa nilai kerugian karena kecelakaan tersebut. “Ya ini kan baru, mungkin puluhan juta. Karena sebagian gedung yang roboh,” ucapnya.
Penyebab robohnya bangunan diperkirakan karena kesalahan kontruksi. "Diduga terjadi kesalahan konstruksi pada bangunan yang dikerjakan," ujar Plt Kasiops Sudin Gulkarmat Jakarta Barat, Sjukri Bahanan dalam keterangan tertulis, Rabu (17/11).
Kemudian untuk mengevakuasi keempat pekerja yang tertimpa reruntuhan, pihaknya mengerahkan 20 personel. Saat ini proses pencarian terhadap para korban telah dihentikan. Berdasarkan keterangan dari kontraktor, tidak adalagi pekerja yang tertimbun material. Keempat pekerja itu bernama Adi, Ferdi, Purwadi, Miskat dan semuanya telah mendapatkan perawatan medis di rumah sakit.
Humas Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta Mulat Wijayanto mengatakan, robohnya salah satu ujung bangunan itu terjadi sekitar pukul 14.45 WIB. Kata dia, titik roboh terlihat dari sisi atas lantai tiga yang menjebol lantai dua bangunan. Sehingga robohan itu menimpa empat pekerja yang kini dirawat di RSUD Cengkareng.
"Untuk proses evakuasi, 10 orang personil Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan DKI Jakarta diterjunkan mulai pukul 14.58," terang Mulat.
Sementara itu, Kepala Unit Reserse Kriminal Polsek Cengkareng, Inspektur Satu Bintang, memastikan tempat kejadian perkara (TKP) sudah steril tidak ada lagi pekerja lain yang menjadi korban. Hal itu sesuai dengan data dari mandor dan manajer kontruksi di lokasi.
"Sementara belum ada yang kami periksa, baru kami kumpulkan dan akan kami periksa di Polsek," kata Bintang.