REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Fraksi PDI Perjuangan DPRD DKI Jakarta menilai program Gubernur Anies Baswedan terkait pembangunan rumah susun (rusun) untuk 2022 belum bisa mencapai target Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) selama 2017-2022. Pembangunan rumah susun di Cakung Barat, Jalan Tongkol, Kelapa Gading, Padat Karya Jakarta Utara, PIK II, dan Pulo Jahe tidak ideal seperti yang ditargetkan RPJMD DKI.
Padahal, pembangunan menghabiskan anggaran senilai Rp150 miliar pada 2022. "Pembangunan rumah susun ini kami rasa masih jauh dari ideal mengingat dalam RPJMD tahun 2017-2022, Bapak Gubernur mencanangkan akan membangun 250.000 unit hunian bagi warga DKI Jakarta," kata anggota Fraksi PDIP DPRD DKI Jakarta Agustina Hermanto di Gedung DPRD DKI Jakarta, Selasa (16/11).
Agustina juga menyebutkan Fraksi PDI Perjuangan mendorong Pemprov DKI Jakarta agar mengoptimalkan pengisian rumah susun yang sudah dibangun sebelumnya bersama pemerintah pusat. "Di sisa masa jabatan ini, kami juga mengimbau kepada Gubernur Anies Baswedan untuk segera mengoptimalkan rumah-rumah susun yang sudah selesai tetapi masih belum ada penghuninya, terutama yang dibangun oleh pemerintah pusat, sehingga bisa segera dinikmati oleh masyarakat yang membutuhkan," ucap Agustina.
Anies Baswedan menerbitkan Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 49 Tahun 2021 tentang Penyelesaian Isu Prioritas Daerah Tahun 2021-2022. Dalam instruksi ini, Anies menginstruksikan Sekretaris Daerah DKI Jakarta untuk melaksanakan penyelesaian isu prioritas pada 2021-2022.
Pada Lampiran Ingub tersebut terdapat 28 isu yang menjadi target capaian penyelesaian isu prioritas daerah pada 2021-2022. Salah satu isu yang masuk daftar adalah permukiman dan hunian, yang terbagi dalam pembangunan rumah susun, rumah DP Rp0, hingga penataan kampung.
Terkendala biaya
Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria menyebutkan, pembangunan rumah susun (rusun) di DKI Jakarta terkendala pembiayaan. "Tentu rusun yang ada masih kurang. Target kita kan banyak sekali, sementara kita memiliki keterbatasan terhadap pembiayaan," kata Riza di Balai Kota Jakarta, Selasa.
Kendati demikian, pada 2022, DKI Jakarta menganggarkan Rp150 miliar untuk pembangunan rumah susun di Cakung Barat, Jalan Tongkol, Kelapa Gading, Padat Karya Jakarta Utara, PIK II dan Pulo Jahe. Pembangunan enam rusun pada 2022, kata Riza, rencananya diprioritaskan bagi warga korban gusuran dan warga tak mampu.
"Rusun ini untuk kepentingan warga Jakarta. Tentu ada yang diprioritaskan, warga gusuran diprioritaskan, warga tidak mampu menjadi prioritas," ujar Riza.
Baca Juga:
- Pemprov DKI Bakal Umumkan Besaran UMP pada 19 November
- Wagub DKI: Banjir di Jakarta tak Sampai Berhari-hari
- Bertambah 92 Kasus Baru Covid-19, Ini Kata Dinkes DKI
Sekalipun, DKI Jakarta memiliki APBD yang terbesar di provinsi di seluruh Indonesia, tetap saja kebutuhan masih jauh dari APBD yang dimiliki. "Apalagi kita ingin memenuhi kebutuhan rumah bagi warga Jakarta. Itu membutuhkan biaya yang tidak sedikit," katanya.
Riza menambahkan, Pemprov DKI akan melakukan koordinasi dengan pemerintah pusat untuk penanganan korban gusuran proyek normalisasi sungai. "Butuh kerja sama dan dukungan dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, dari swasta dan dari masyarakat sendiri," kata politisi Partai Gerindra itu.
Rusun menjadi opsi untuk relokasi penduduk yang menjadi kehilangan tempat tinggalnya. Misalnya pada bulan lalu, Pemprov DKI diketahui memasang plang kepemilikan lahan di Jalan Mutiara, Karet Tengsin, Jakarta Pusat.
Pemasangan itu menyusul putusan pengadilan berkekuatan hukum tetap tentang kepemilikan lahan oleh Pemprov DKI di wilayah itu. Pemasangan itu memiliki konsekuensi, yakni 40 warga yang menghuni di lahan setempat akan dipindah ke rusun. "Rusun kan banyak yang masih kosong, ini kewenangan dinas perumahan. Kami dari BPAD akan fasilitasi dan koordinasi dengan dinas perumahan," kata Plt Kepala BPAD DKI Jakarta, Reza Pahlevi, pada 30 September 2021.
Pada September silam, Presiden Joko Widodo (Jokowi) meresmikan rumah susun Pasar Rumput, Jakarta. Rusun Pasar Rumput ini dibangun dengan konsep mixed use, yakni dilengkapi dengan kios pasar, fasilitas umum, fasilitas sosial, dan juga parkiran.
Rusun Pasar Rumput ini memiliki hunian sebanyak 1.984 unit dengan tipe 36 yang berada di lantai 4 hingga lantai 25. Dengan peresmian itu, rusun yang telah dibangun sejak 2016 dan menelan biaya hingga Rp 970 miliar inipun siap difungsikan.
Namun hingga kemarin, Rusun Pasar Rumput masih menjadi tempat isolasi pasien Covid-19 tanpa gejala. Setidaknya ada 1.790 pasien Covid-19 tanpa gejala yang melakukan isolasi di Rusun Pasar Rumput.
Kampung susun
Bulan lalu, Anies memulai pembangunan Kampung Susun Produktif Tumbuh Cakung, Jakarta Timur. Lokasi tersebut akan menjadi hunian bagi 75 keluarga yang awalnya sempat terkena penggusuran dari Bukit Duri pada 2016.
"Lima tahun mereka menanti, dan Alhamdulillah prosesnya memang panjang karena harus semuanya tertib administrasi dan memastikan bahwa semua dijalankan dengan benar dengan baik," kata Anies saat meninjau lokasi, Kamis (7/10).
Selayaknya kampung, Anies berharap, kehidupan masyarakat yang dekat seperti saat mereka di Bukit Duri tercipta di kampung susun. "Jangan sampai menghasilkan komunitas yang tidak peduli satu sama lain, tidak kenal satu sama lain, tapi satu konsep bangunan yang memungkinkan kampung yang dekat satu sama lain tapi rukun," tutur dia.
Ada pula Kampung Susun Kunir berada di Kelurahan Pinangsia, Kecamatan Taman Sari, Jakarta Barat. Kampung susun ini akan ditempati 33 keluarga yang merupakan warga Kampung Kunir.
Pembangunan ini dilakukan di lahan aset Pemerintah DKI Jakarta yang sebelumnya adalah Kantor Kecamatan Taman Sari, seluas 4.963 meter.