Senin 15 Nov 2021 17:25 WIB

Menkes: Obat Molnupiravir Tiba di Indonesia Akhir Tahun Ini

Molnupiravir telah disetujui oleh regulator obat Inggris untuk kurangi gejala Covid.

Rep: Dessy Suciati Saputri/Idealisa Masyrafina/ Red: Friska Yolandha
Pil eksperimental Molnupiravir produksi Merck tengah menunggu izin penggunaan darurat dari FDA. Jika disetujui, Molnupiravir akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19.
Foto: EPA
Pil eksperimental Molnupiravir produksi Merck tengah menunggu izin penggunaan darurat dari FDA. Jika disetujui, Molnupiravir akan menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid-19.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyampaikan, obat molnupiravir yang disebut mampu mengurangi risiko pada pasien Covid-19 dengan gejala sedang dan ringan diharapkan akan tiba di Indonesia pada akhir tahun ini. Ia menegaskan, pemerintah pun siap untuk menggunakan obat ini pada tahun depan sebagai upaya mengantisipasi terjadinya gelombang ketiga kasus Covid-19.

“Molnupiravir diharapkan bahwa akhir tahun ini sudah bisa tiba di Indonesia dan kita sudah siap untuk menggunakannya untuk tahun depan. Mudah-mudahan tidak ada gejolak (kasus). Tapi kalau pun ada gelombang baru kita sudah siap dengan obat-obatannya,” kata Menkes Budi saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM di Kantor Presiden, Jakarta, Senin (15/11).

Baca Juga

Ia mengatakan, pemerintah saat ini tengah menunggu terbitnya emergency use authorization dari Food and Drug Administration (FDA) yang diharapkan akan keluar pada awal Desember ini. Selain itu, pemerintah juga akan terus mengkaji alternatif obat-obatan lainnya yang dapat digunakan untuk membantu pasien Covid-19.

“Kalau misalnya ada yang mirip dengan molnupiravir yang bisa mengurangi risiko untuk masuk rumah sakit dari orang-orang yang terkena kasus konfirmasi, kami akan terus bekerja sama dengan BPOM untuk mengkaji alternatif obat,” jelas dia.

Obat oral pertama yang dirancang untuk meredakan gejala Covid-19 telah disetujui oleh regulator obat-obatan Inggris (MHRA). Tablet molnupiravir akan diberikan dua kali sehari kepada pasien rentan yang baru saja didiagnosis dengan penyakit wabah tersebut.

Dalam uji klinisnya, yang awalnya dikembangkan untuk mengobati flu, molnupiravir tampak mengurangi risiko rawat inap atau kematian sekitar setengahnya. Menteri Kesehatan Inggris Sajid Javid mengatakan, pengobatan itu adalah "game changer" bagi mereka yang paling lemah dan mengidap imunosupresi.

Molnupiravir, yang dikembangkan oleh perusahaan obat AS Merck, Sharp and Dohme (MSD), dan Ridgeback Biotherapeutics, adalah obat antivirus pertama untuk Covid-19 yang dapat diminum sebagai pil alih-alih disuntikkan atau diberikan secara intravena. Inggris telah setuju untuk membeli 480 ribu dosis.

Pengiriman pertama molnupiravir ke Inggris dijadwalkan berlangsung pada November ini. Awalnya, obat ini akan diberikan kepada pasien yang divaksinasi dan tidak divaksinasi melalui studi nasional dengan data tambahan tentang efektivitasnya dikumpulkan sebelum ada keputusan untuk memesan lebih banyak.

Beberapa rumah perawatan diperkirakan akan mendapat tawaran pasokan molnupiravir dari Layanan Kesehatan Inggris (NHS). Sementara, pasien lansia atau rentan lainnya mungkin akan memperolehnya berdasarkan resep dokter andaikan mereka terkonfirmasi positif Covid-19.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement