Senin 15 Nov 2021 04:06 WIB

Hindari Mobilitas Akhir Tahun, Warga Diminta Tetap di Rumah

Tingginya mobilitas berpotensi meningkatkan kasus Covid-19 di Indonesia.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Friska Yolandha
Kepadatan kendaraan menuju jalur wisata Puncak di Ciawi. Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/9). Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengingatkan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi menghindari mobilitas di akhir tahun.
Foto: Antara/Yulius Satria Wijaya
Kepadatan kendaraan menuju jalur wisata Puncak di Ciawi. Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Sabtu (18/9). Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengingatkan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi menghindari mobilitas di akhir tahun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmidzi mengingatkan masyarakat untuk tetap tinggal di rumah demi menghindari mobilitas di akhir tahun. Sebab, tingginya mobilitas di akhir tahun berpotensi kembali meningkatkan angka kasus Covid-19 di Indonesia.

"Kalau saya ngomongnya, jangan liburan dulu, kalau nggak penting-penting liburan, nggak perlu liburan, kalau kemudian kita harus berkunjung ke tempat wisata, tempat wisata yang ramai penuh, nggak usah, lebih baik di rumah," ujar Nadia di acara Penguatan Gerakan Pramuka yang disiarkan di Youtube Kementerian Komunikasi dan Informatika, Ahad (14/11).

Baca Juga

Nadia mengingatkan, untuk terus mempertahankan angka kasus Covid-19 di Indonesia yang sudah terkendali dengan menerapkan protokol kesehatan dan mengurangi mobilitas masyarakat. Apalagi dengan pelonggaran pelonggaran aktivitas saat ini sudah telah dilaksanakan. Sebab, jika lengah, maka Indonesia berpotensi mengalami gelombang ketiga Covid-19.

"Ini yang tentunya jadi ingatan kita semua, pandemi belum selesai, kalau saat ini kondisinya kita berada pada situasi seperti ini, ingatlah dua puncak yang kita hadapi," ujarnya.

Nadia mengingatkan dua gelombang Covid-19 di Indonesia yang terjadi beberapa waktu lalu yakni periode Januari dan Juli 2021 kemarin akibat kelengahan terhadap protokol kesehatan, dan munculnya varian Delta pada Juli kemarin.

Menurutnya, peningkatan kasus dimulai dari lengahnya masyarakat saat kasus sudah mulai terkendali. Karena itu, kasus Covid-19 yang saat ini sudah makin menurun, harus diikuti dengan kewaspadaan agar masyarakat tidak lengah.

"Kalau saat ini kondisinya kita berada pada situasi seperti ini, ingatlah dua puncak yang kita hadapi, kita bisa lihat pembelajaran tahun lalu dimana pembelajaran tahun lalu itu di Desember-Januari adalah kasus mulai naik dan kita mencapai puncaknya itu pada akhir Januari dan itu adalah gelombang pertama yang kita hadapi," ujar Nadia.

Nadia mengatakan, peningkatan kasus pada akhir tahun lalu sebelum munculnya varian Delta saja tidak membutuhkan waktu yang lama. Apalagi, kata Nadia, dengan adanya varian Delta dan turunannya bisa lebih mempercepat penularan.

"Ini hanya membutuhkan waktu yang lebih pendek, bayangkan kalau sekarang dimana varian delta masih mendominasi, bahkan varian Delta punya  turunan-turunannya, nah ini yang kami Ingatkan kembali kenapa kita harus waspada terhadap gelombang ketiga," ujarnya.

Karena itu, pemerintah terus memantau mobilitas dari penduduk atau pergerakan penduduk.

"Karena itu menjadi penting kita membatasi mobilitas karena dengan membatasi mobilitas kita mengendalikan laju penularan, ini bisa naik ini tetap bisa karena mobilitas tidak melebihi pada waktu aktivitas di februari tapi kalau kemudian terjadi peningkatan mobilitas seperti ini maka pasti dampaknya kita akan panen kasus," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement