Sabtu 13 Nov 2021 07:32 WIB

BNPB Belum Terima Laporan Korban Jiwa Banjir di Katingan

Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur Katingan sejak Rabu

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Christiyaningsih
Warga menerobos banjir yang merendam permukiman sekitar rumahnya di Desa Petak Bahandang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Sabtu (11/9/2021).
Foto: ANTARA/Makna Zaezar
Warga menerobos banjir yang merendam permukiman sekitar rumahnya di Desa Petak Bahandang, Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah, Sabtu (11/9/2021).

REPUBLIKA.CO.ID, KATINGAN -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengonfirmasi banjir dengan Tinggi Muka Air (TMA) 30-50 sentimeter melanda Kabupaten Katingan, Kalimantan Tengah (Kalteng). Banjir terjadi setelah hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah tersebut sejak Rabu (10/11) malam.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Katingan mencatat lokasi terdampak banjir per Jumat (12/11) meliputi Kecamatan Katingan Hulu, Kecamatan Marikit, Kecamatan, Kecamatan Sanaman Mantikei, Kecamatan Katingan Tengah, Kecamatan Pulau Malan, Kecamatan Tewang Sangalang Garing dan Kecamatan Katingan Hilir.

Baca Juga

"Kerugian materil yang ditimbulkan atas kejadian bencana tersebut masih dalam pendataan BPBD Kabupaten Katingan. Hingga Jumat sore, belum ada laporan jatuhnya korban jiwa," kata Plt. Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari dalam keterangan pers, Jumat (12/11).

Muhari mengatakan BPBD Kabupaten Katingan terus berkoordinasi dengan lintas instansi terkait dalam upaya percepatan penanganan banjir Kabupaten Katingan. Kondisi tinggi muka air mengalami peningkatan pada Jumat sore. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) sebelumnya mengeluarkan prakiraan cuaca yang menyebutkan hujan dengan intensitas ringan hingga sedang masih berpotensi terjadi di wilayah Provinsi Kalimantan Tengah, sampai Kamis (18/11).

BMKG juga menyatakan sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami fenomena La Nina hingga Februari 2022. Kondisi itu menyebabkan peningkatan intensitas hujan dan dapat berpotensi terjadi bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, dan tanah longsor.

"Menyikapi prakiraan cuaca dan peringatan dini dari BMKG, maka BNPB mengimbau kepada seluruh pemangku kebijakan yang ada di daerah agar mengambil langkah mitigasi dan peningkatan kesiapsiagaan. Upaya pencegahan itu harus dilaksanakan melalui sinergitas seluruh unsur," ujar Muhari.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement