Rabu 10 Nov 2021 13:13 WIB

Vaksinasi Usia 6-11 Tahun di Bandung Tunggu Arahan Kemenkes

Dinkes Bandung sebut belum ada petunjuk dari Kemenkes soal vaksin usia 6-11 tahun

Rep: Muhammad Fauzi Ridwan/ Red: Bayu Hermawan
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara
Foto: Humas Kota Bandung
Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung, Ahyani Raksanagara

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung masih menunggu petunjuk dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terkait vaksinasi Covid-19 untuk anak usia 6 hingga 11 tahun. Kemenkes tengah menyusun pelaksanaan vaksinasi usia 6-11 tahun dan ditargetkan pada awal tahun 2022 sudah dapat dilaksanakan.

"Belum ada petunjuk dari kemenkes," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Bandung, dr Ahyani Raksanagara saat dikonfirmasi, Rabu (10/11). 

Baca Juga

Vaksinasi Covid-19 dosis pertama di Kota Bandung sudah mencapai 95 persen sedangkan dosis dua 78 persen. Terpisah, Wali Kota Bandung, Oded M Danial menuturkan pihaknya masih menyiapkan prosedur dan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 bagi anak usia 6-11 tahun. Selain itu ketersediaan vaksin terus diperbaharui agar memenuhi kebutuhan target vaksinasi Covid-19.

"Kita kemarin, dari pak sekda dan dinkes, tetap kita lakukan semuanya tapi disesuaikan dengan kemampuan vaksin yang kita miliki," katanya.

Oded mengatakan pelaksanaan vaksinasi Covid-19 tahap satu sudah mencapai 90  persen dan ditargetkan pada bulan Desember tercapai 100 persen. Sedangkan vaksinasi untuk dosis kedua sudah mencapai 70 persen lebih.

"Mudah-mudahan kita terus konsisten dan komitmen dengan vaksinasi ini termasuk usia 6-12 konsisten terus. Mudah-mudahan ini yang membuat Bandung terkendali," ungkapnya.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menargetkan sekitar 26,4 juta anak usia 6-11 tahun menerima vaksinasi Covid-19. Tapi, waktu pelaksanaan vaksinasinya belum ditetapkan karena masih proses teknis.

"Vaksin untuk usia anak 6 sampai 11 tahun itu ada 26,4 juta anak," kata Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin dalam Rapat Kerja bersama Komisi IX DPR di Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (8/11).

Budi mengatakan, vaksin yang digunakan adalah merek Sinovac karena telah mendapat emergency use authorization (EUA) dari BPOM. Lantaran Sinovac harus dua dosis, berarti jumlah dosis yang dibutuhkan sekitar 58,7 juta. "Ini belum ada anggarannya," kata dia.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement