Rabu 10 Nov 2021 08:22 WIB

BNPB Salurkan Bantuan Rp 1,5 Miliar untuk Banjir di Kalbar

Sebanyak 140 ribu warga Sintang terdampak banjir yang tak kunjung surut.

Rep: Rizky surya/ Red: Ilham Tirta
Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito.
Foto: BNPB
Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito.

REPUBLIKA.CO.ID, SINTANG -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Ganip Warsito meninjau penanganan banjir di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat. Dalam kunjungan kerja tersebut, Ganip menyerahkan bantuan dana siap pakai (DSP) senilai Rp 1,5 miliar guna percepatan penanganan banjir yang melanda di empat kabupaten di Kalimantan Barat.

Rinciannya, Rp 500 juta untuk penanganan banjir di Kabupaten Sintang, Rp 500 juta untuk Malawi, Rp 250 juta untuk Sekadau, dan Rp 250 juta untuk Kabupaten Sanggau.

BNPB sebelumnya juga telah mengirimkan bantuan logistik dan peralatan kepada Pemerintah Sintang berupa makanan siap saji 504 paket, lauk pauk 501 paket, matras 300 lembar, selimut 300 lembar, masker KF94 5.000 lembar, tenda pengungsi 2 set, dan perahu polyethylene 2 buah. Kepada Pemerintah Melawi, BNPB juga menyerahkan bantuan lain berupa makanan siap saji 504 paket, lauk pauk 501 paket, matras 300 lembar, selimut 300 lembar, dan masker KF94 5.000 lembar.

Melihat adanya fenomena La Nina yang dapat memicu terjadinya bencana itu, BNPB telah beberapa kali mengingatkan pemangku kebijakan agar mengambil langkah mitigasi, meningkatkan kapasitas dan mengantisipasi sehingga dampak risiko bencana dapat dikurangi. “BNPB sejak dari awal telah mengingatkan para BPBD untuk mempersiapkan diri untuk menghadapi bencana hidrometeorologi basah dengan mitigasi, baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Kita harus siaga terus,” kata Ganip dalam keterangan pers yang diterima, Rabu (10/11).

Baca juga:

Ganip menambahkan, dalam menghadapi bencana yang paling penting adalah mitigasi dan pencegahan. Dua hal itu dapat dilakukan melalui sinergitas berbagai komponen baik dari pemerintah, komunitas, akademisi, dunia usaha hingga media massa, atau yang disebut Pentaheliks.

“Unsur pentaheliks harus terus bersinergi dan berkolaborasi dalam penanggulangan bencana baik pada pra bencana, saat bencana maupun paskabencana,” ujar Ganip.

Banjir yang hingga kini masih melanda Kabupaten Sintang itu telah berdampak di 12 kecamatan. Sebanyak 140.468 jiwa terdampak banjir tersebut dan dua warga dilaporkan meninggal dunia.

BPBD Kabupaten Sintang mencatat ada sekitar 35.117 unit rumah yang terendam banjir hingga 300 sentimeter, 5 unit jembatan rusak berat, dan beberapa sarana prasarana lainnya juga terdampak. Pemerintah Sintang telah memperpanjang masa tanggap darurat bencana banjir selama 30 hari terhitung mulai 13 Oktober hingga 16 November 2021.

Kondisi hingga Selasa (9/11), ketinggian air naik sekitar 5-7 sentimeter akibat hujan yang masih terjadi di wilayah hulu. BPBD Sintang mendirikan 32 titik pengungsian.

Namun, banyak warga yang memilih mengungsi ke tempat saudaranya masing-masing. Sementara, itu 24 titik dapur lapangan juga telah didirikan guna menyuplai kebutuhan dasar pangan bagi para warga terdampak.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement