Selasa 09 Nov 2021 15:13 WIB

Banjir Jakarta Kiriman Bogor

Semua daerah sekitar Kali Pesanggrahan banjir karena aliran air dari Bogor.

Warga melintasi banjir yang merendam kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta, Senin (8/11). Banjir yang disebabkan meluapnya sungai Ciliwung itu mulai surut. Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Warga melintasi banjir yang merendam kawasan Kebon Pala, Kampung Melayu, Jatinegara, Jakarta, Senin (8/11). Banjir yang disebabkan meluapnya sungai Ciliwung itu mulai surut. Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta Barat memaparkan, banjir yang terjadi di wilayah itu pada Ahad (7/11) bukan akibat hujan deras. Melainkan kiriman dari Bogor yang mengalir lewat Kali Pesanggrahan.

"Memang semua yang dekat Kali Pesanggrahan itu banjir. Jadi genangan itu dari Kali Pesanggrahan," kata Kepala Seksi Pemeliharaan Drainase Suku Dinas (Sudin) SDA Jakarta Barat Wawan Kurniawan, Selasa (9/11).

Baca Juga

Wawan mencontohkan beberapa genangan yang terjadi seperti di Green Garden dan Jalan Haji Briti Kebon Jeruk. Menurut dia, luapan air dari Katulampa (Bogor) begitu tinggi sehingga air cepat meluap. Kondisi itu diperparah dengan belum maksimalnya normalisasi bantaran kali.

Karena itu, pihaknya tengah membangun tanggul sementara di beberapa titik aliran Kali Pesanggrahan guna menahan air agar tidak meluap. "Kita bangun tanggul sementara di tiga titik aliran yang banjir kemarin. Tiga titik itu ada di kecamatan Kebon Jeruk semua," kata dia.

Dengan adanya tanggul sementara itu, Wawan memastikan air akan cukup tertahan sehingga tidak mudah masuk ke permukiman. Selain itu, dia juga tetap memastikan drainase dan beberapa saluran air di lokasi berjalan lancar.

Hujan deras sempat melanda Jakarta Barat pada Ahad (7/11) siang. Akibatnya beberapa wilayah permukiman terendam banjir. Salah satunya permukiman di Jalan Haji Briti, Kembangan Selatan, Kembangan.

Dari Bogor, Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Bogor Atang Trisnanto juga mengantisipasi bencana. Atang meminta agar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat siaga penuh dalam menghadapi bencana akibat cuaca ekstrem yang terjadi di daerahnya.

BPBD diharapkan dapat mengoptimalkan dana belanja tidak terduga (BTT) tanggap bencana yang anggarannya telah disediakan Pemerintah Kota Bogor.

"Alarm siaga bencana harus dibunyikan. BPBD harus standby dan selalu on call, siaga penuh dalam tanggap bencana dengan merespon cepat aduan warga," kata Atang.

Atang juga menyebutkan bahwa peran lurah dan camat sebagai aparatur wilayah juga sangat penting dalam penanggulangan bencana ini. Koordinasi dengan RW RT dan pengurus lingkungan lain begitu penting untuk antisipasi ataupun respon cepat dari berbagai kemungkinan yang tidak diinginkan.

"Keberadaan camat dan lurah menjadi sentral karena posisinya sebagai pamong wilayah, yang faham situasi wilayah," kata Atang.

Berdasarkan data yang berhasil dihimpun DPRD terdapat 33 bencana yang terjadi dalam sehari pada Ahad (7/11). Adapun bencana terdiri dari 14 kejadian tanah longsor, 14 kejadian banjir lintasan, satu kejadian pohon tumbang, satu kejadian rumah roboh, satu kejadian TPT ambruk, satu kejadian pondasi rumah retak dan satu kejadian rumah ambrol.

Atang pun menegaskan agar Pemkot Bogor melalui BPBD dapat memaksimalkan penggunaan anggaran BTT sebesar Rp 30 miliar untuk menanggulangi bencana.

"Di APBD perubahan 2021 kemarin kita telah anggarkan anggaran BTT sebesar Rp 30 miliar. Untuk kedaruratan, jangan lamban. Jangan birokratis. Jangan sampai ada sisa anggaran dari BTT, sementara kondisi rakyat sangat membutuhkan akibat bencana," ujar dia.

Posko Banjir

Pihak Kecamatan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan menyiapkan sebanyak enam posko siaga bagi warga di wilayah tersebut guna menghadapi antisipasi banjir saat musim hujan di DKI. Camat Mampang Djaharudin mengatakan posko ini didirikan di setiap kelurahan sebagai pusat kendali informasi terkait penanganan musim hujan.

"Tiap kelurahan kita ada bentuk posko tiga pilar, ada 6 posko, di kelurahan Pela Mampang, Bangka, Mampang Prapatan, Tegal Parang dan kelurahan Kuningan Barat," kata Djaharudin.

Dikatakan Djaharudin, keenam lokasi tersebut menjadi posko komando yang mengendalikan permasalahan banjir di wilayah tersebut.Karena itu, setiap posko komando ini akan diisi oleh tiga pilar yang secara bersama-sama berkoordinasi menangani permasalahan banjir.

Djaharudin menuturkan pihaknya terus berupaya untuk melakukan penanggulangan genangan dan banjir di wilayahnya. Terlebih pada musim hujan seperti sekarang ini.

Salah satunya adalah dengan menyiapkan setiap petugas di lokasi rawan banjir untuk mengevakuasi warga apabila sewaktu-waktu banjir melanda.

"Semua pihak personel kita, ada PPSU, penanggulangan bencana BPBD, ada SDA yang siap membantu mereka evakuasi ke lokasi pengungsian yang sudah ditetapkan," ujar dia.

Dia juga mengimbau warganya untuk tetap waspada terhadap situasi cuaca ekstrem yang tengah terjadi di DKI dan meminta untuk selalu berjaga-jaga serta melakukan tindakan preventif seperti membersihkan saluran rumah agar aliran air tidak tersumbat.

Hujan deras yang sempat melanda Jakarta Selatan pada Ahad (7/11) siang mengakibatkan beberapa wilayah permukiman di Mampang Prapatan terendam banjir. Salah satunya permukiman di Jalan Pondok Karya, Mampang Prapatan yang dilanda banjir setinggi 1,5 meter.

Banjir yang menggenangi rumah warga tersebut terjadi sekitar pukul 14.00 WIB dan surut total pukul 22.00 WIB. Ini setelah Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan serta Suku Dinas Sumber Daya Air mengerahkan dua unit pompa mobil.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement