REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Puncak hujan di Kota Bandung yang terjadi Januari hingga Februari tahun 2022 diprediksi meningkat dari kondisi normal akibat fenomena La Nina. Kondisi tersebut berpotensi tinggi menyebabkan bencana sehingga masyarakat diminta untuk waspada.
"Puncak hujan Januari 2022, di puncak nanti curah hujan meningkat 20 persen dari normal. Perlu diantisipasi akan meningkatkan potensi bencana yang terjadi," ujar prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) Bandung, Yan Firdaus di Balai Kota Bandung, Selasa (9/11).
Ia menuturkan pihaknya terus menyosialisasikan tentang potensi cuaca secara rutin di berbagai media sosial kepada masyarakat. Pihaknya juga mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kenaikan bencana. "Bagi masyarakat dengan mobilitas tinggi yang sedang di perjalanan apabila melihat perubahan cuaca awan mendung terlihat petir lebih baik segera menepi dan cari tempat aman," katanya.
Yan melanjutkan pihaknya mendeteksi pergerakan La Nina dengan kategori lemah dan aktivitas lainnya. Dengan kondisi Kota Bandung yang berada di wilayah cekungan maka potensi bencana menjadi lebih meningkat. "Bencana alam akibat cuaca ekstrem potensi banjir, banjir bandang, longsor angin kencang puting beliung dan hujan," katanya. Ia menuturkan fenomena La Nina terjadi lima tahun sekali sejak tahun 2010.
"Predikasi La Lina lemah bertahan hingga bulan Mei 2022 tapi dampak terbesar akan dirasakan di wilayah Bandung saat puncak hujan Januari 2022 sampai Maret 2022," katanya.
Kabid Penanggulangan Bencana Diskar PB Kota Bandung, Dian Rudianto mengatakan pihaknya berupaya melakukan mitigasi bencana terhadap potensi bencana yang akan terjadi. Beberapa diantaranya yang akan dilakukan yaitu melakukan apel kesiagaan antar seluruh elemen.
Selain itu, pihaknya juga telah membuat forum pengurangan risiko bencana di 38 titik. Pihaknya juga melakukan penanam vegetasi di bantaran sungai, lereng dan tebing serta mengupayakan sistem peringatan dini berbasis masyarakat.