REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah mengidentifikasi 155 kabupaten kota di seluruh Indonesia yang menunjukan gejala kenaikan kasus Covid-19. Kendati demikian, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut, kenaikan kasus di daerah-daerah tersebut masih sedikit dan dapat terkendali.
“Sekarang kami mengamati beberapa provinsi kabupaten kota yang mengalami sedikit peningkatan. Jadi walaupun sedikit, itu menjadi indikasi awal untuk kita berhati-hati,” ujar Menkes Budi saat konferensi pers usai rapat terbatas evaluasi PPKM, Senin (8/11).
Menurut Menkes Budi, Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun menginstruksikan jajarannya agar memperhatikan seluruh provinsi yang menunjukan terjadinya kenaikan kasus, khususnya di lima provinsi yakni di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Kalimantan Timur.
“Itu diminta Bapak Presiden diperhatikan dan kalau ada kenaikan yang lebih cepat itu harus segera ditangani,” tambah dia.
Sementara itu, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta 43 kabupaten kota di wilayah Jawa-Bali agar meningkatkan kewaspadaannya menyusul terjadinya tren kenaikan kasus dalam sepekan terakhir. Tren kenaikan kasus ini juga terlihat di seluruh wilayah DKI Jakarta.
“Terdapat tren kenaikan kasus di Jawa Bali, utamanya terjadi pada 43 kabupaten kota dari 128 kabupaten kota atau 33,6 persen dalam tujuh hari terakhir ini,” ujar Luhut.
Pemerintah pun akan segera mengumpulkan ke-43 kabupaten kota di Jawa Bali tersebut untuk melakukan intervensi pencegahan kenaikan kasus yang lebih tinggi. Luhut menekankan agar seluruh daerah berhati-hati melihat tren kenaikan kasus ini meskipun pandemi Covid-19 di Indonesia tetap terkendali dan terus menunjukan perbaikan.
“Saya mohon kita semua hati-hati melihat ini,” ujar dia.
Menurut Luhut, dalam ratas ini Presiden menginstruksikan jajarannya agar terus berhati-hati dalam melakukan penanganan pandemi ini. Presiden juga meminta agar pemerintah belajar dari pengalaman berbagai negara di Eropa yang mengalami lonjakan kasus harian cukup tinggi akibat kelalaian masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan.
“Sekali lagi, saya ndak bosan-bosannya menyampaikan masalah protokol kesehatan ini dan kehati-hatian kita harus sangat tinggi,” kata Luhut.