Senin 08 Nov 2021 17:10 WIB

Dulu Matikan Mic, Kini Abaikan Interupsi

PKS mengaku paripurna jadi ruang menyampaikan aspirasi publik sebagai partai oposisi.

Rep: Febrianto Adi Saputro/ Red: Agus raharjo
Ketua DPR Puan Maharani (kiri) berbincang dengan Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad (kanan) saat sidang paripurna di kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (8/11/2021). DPR menyepakati penetapan Jenderal TNI Andika Perkasa sebagai Panglima TNI setelah melalui uji kepatutan dan kelayakan di Komisi I DPR.
Foto:

Permohonan maaf

Fahmi Alaydroes sendiri mengaku telah menyampaikan permohonan maaf atas pernyataannya usai pengambilan keputusan hasil fit and proper test calon Panglima TNI. Ia mengatakan hal tersebut mengalir begitu saja.

"Karena rencana yang ingin saya sampaikan sudah saya sampikan dan sengaja di momen paripurna sekarang, karena berkaitan erat dengan pengesahan Panglima, seperti yang tadi saya sampaikan, itu kan bagian yang tidak terpisahkan dari ketahanan negara kita, ingin saya sandingkan dengan ketahanan moral bangsa, begitu tapi kesempatan itu begitu saja tidak diizinkan, maka saya sampaikan protes seperti yang teman-teman sampaikan," ucapnya.

"Tapi hal itu sudah selesai tadi, temen-temen PDIP saya juga sudah minta maaf tapi ini jadi pelajaran besar terutama untuk pimpinan DPR untuk menghargai dan menjamin konstitusi saya sebagai anggota DPR," katanya menambahkan.

Sebelumnya insiden ini, tepat satu tahun lalu, Puan juga disorot ketika memimpin sidang paripurna DPR. Saat itu, Puan mengabaikan interupsi anggota DPR di ruang sidang paripurna dengan mematikan microphone anggota tersebut.

Saat itu, Puan sengaja mematikan microphone anggota fraksi Partai Demokrat Benny K Harman yang protes saat rapat membahas RUU Cipta Kerja. Politikus Partai Demokrat itu mengkritik penyusunan UU Omnibus Law. Namun, di tengah protes yang disampaikannya, tiba-tiba saja suaranya hilang, dan ternyata microphone dimatikan pimpinan DPR.

Microphone anggota DPR mati bahkan terjadi lagi pada Februari 2021. Kejadian ini dialami anggota Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) DPR, Guspardi Gaus. Momen itu terjadi saat rapat paripurna di kompleks gedung MPR/DPR, Senayan, Jakarta, Rabu (10/2).

Sidang dipimpin Ketua DPR Puan Maharani, Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad, dan Wakil Ketua DPR Azis Syamsuddin. Ketiganya berasal dari PDIP, Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), dan Partai Golongan Karya (Golkar).

Ketika Guspardi protes terkait penerbitan Surat Keputusan Bersama (SKB) Tiga Menteri, tiba-tiba microphone-nya mati. SKB tersebut mengatur enam keputusan utama pakaian seragam di sekolah negeri. Guspardi tidak bisa menduga siapakah yang mematikan microphone saat ia sedang berbicara.

"Kurang tahu awak (ketua atau wakil ketua yang mematikan mic). Jatah saya bicara lima menit, tapi kata orang yang memvideokan ini, belum lima menit, mic sudah mati," kata Guspardi saat dikonfirmasi Republika.co.id, Jumat (12/2).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement