Senin 08 Nov 2021 10:43 WIB

PP Pemuda Muhammadiyah: Hindari Politisasi Tes PCR

Ketum PP Pemuda Muhammadiyah menilai Erick Thohir kerja keras tangani pandemi.

Rep: Rizky Suryarandika/ Red: Muhammad Hafil
PP Pemuda Muhammadiyah: Hindari Politisasi Tes PCR. Foto:  Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto menjadi narasumber pada diskusi Empat Pilar MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (7/6).
Foto: Prayogi/Republika.
PP Pemuda Muhammadiyah: Hindari Politisasi Tes PCR. Foto: Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto menjadi narasumber pada diskusi Empat Pilar MPR di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta (7/6).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah Sunanto meminta semua pihak menghindari upaya politisasi terhadap tes PCR. Ia berharap semua pihak baiknya mendukung upaya penanganan Covid-19.

Pria yang akrab disapa Cak Nanto itu menyayangkan munculnya tudingan pejabat negara berbisnis PCR. Menurutnya, tes PCR perlu dilakukan untuk keselamatan masyarakat. 

"Upaya PCR itu kan sebagai deteksi untuk keselamatan kita semua ya agar kurangi wabah dan penurunan Covid. Urusan politisasi terhadap PCR ini seharusnya perlu dihindari agar fokus bagaimana penanganan Covid berjalan maksimal," kata Cak Nanto kepada Republika, Senin (8/11).

Cak Nanto memantau Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menjadi salah satu pejabat yang dituding terlibat bisnis tes PCR. 

"Persoalan ada orang-orang yang terlibat tinggal deteksi saja untuk dicek bener atau tidak. Saya kira pejabat-pejabat seperti pak Erick berupaya keras laksanakan penanganan Covid," ujar Cak Nanto.

Selain itu, Cak Nanto menilai tuduhan terhadap Erick Thohir sebagai upaya pembunuhan karakter. Ia berharap Erick Thohir tetap mampu bekerja maksimal dalam menangani pandemi Covid-19 di Tanah Air.

"Semoga pak Erick tetap kuat tetap berupaya atasi wabah ini tidak terpengaruh oleh persoalan-persoalan yang mengarah kepada pembunuhan karakter," ucap Cak Nanto.

Sebelumnya, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga mengatakan, isu keterlibatan Menteri BUMN Erick Thohir dalam penyediaan jasa tes Covid-19, sangat tendensius. Dia mengatakan, data tes PCR di Indonesia mencapai 28,4 juta, sedangkan perusahaan penyedia jasa tes Covid-19, PT GSI hanya melakukan tes PCR sebanyak 700 ribu.

"Jadi bisa dikatakan hanya 2,5 persen dari total tes PCR yang sudah dilakukan di Indonesia, 97,5 persen lainnya dilakukan pihak lain. Jadi kalau dikatakan bermain, kan lucu ya, 2,5 persen gitu. Kalau mencapai 30 persen, 50 persen itu oke lah bisa dikatakan bahwa GSI ini ada bermain-main, tapi hanya 2,5 persen," ujar Arya dalam keterangan tertulis di Jakarta, Selasa (2/11).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement