REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres) Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto mengatakan hingga saat ini belum menemukan seorang polisi yang memiliki karakter dan kepribadian seperti sosok Kapolri Jenderal Polisi Drs. Hoegeng Imam Santoso periode 1968-1971. "Terus terang saya sampai sekarang belum menemukan sosok semacam Hoegeng," kata dia usai peluncuran buku berjudul Dunia Hoegeng, 100 Tahun Keteladanan dalam rangka 100 tahun Pak Hoegeng yang ditulis oleh wartawan senior Farouk Arnaz di Jakarta, Ahad (7/11).
Menurut Mayjen Pol (Purn) Sidarto Danusubroto, karakter dan kepribadian dari sosok Jenderal Pol Purn Hoegeng patut dan layak dijadikan contoh oleh siapa saja terutama bagi pejabat negara khususnya instansi Korps Bhayangkara. Kepribadian yang begitu kuat dan idealisnya nampak jelas saat ia menjabat sebagai Kapolri kelima. Bahkan, Kapolri yang terkenal lantang dan berani berkata jujur itu tidak segan-segan berbeda pandangan termasuk dengan presiden. "Bahkan termasuk beda pendapat dengan Bung Karno," kata dia.
Berkat kepribadiannya itu, Presiden pertama Bung Karno merangkul dan menjadikan Kapolri kelahiran 14 Oktober 1921 itu sebagai seorang sahabat. Ia berpendapat apa yang dilakukan oleh Jenderal Hoegeng tidak lepas dari bentuk profesional dan sikap sebagai abdi negara yang sulit ditiru oleh siapa saja. Sebab, membangun sikap secara konsisten bukan perkara mudah.
"Apalagi, jadi orang yang sederhana seperti Pak Hoegeng dengan gaji yang saat itu serba kurang tidaklah mudah," ujar dia.
Sebagai contoh ia membandingkan gaji kala itu yang diterima Hoegeng dengan pejabat negara di sejumlah negara maju cukup terbilang kontras. Namun, sosok Hoegeng membuktikan diri bahwa pengabdian kepada bangsa dan negara tidak diukur dari apa yang ia terima.
Ia rela hidup dan bekerja sebagai orang nomor satu di instansi kepolisian dengan cara sederhana. Bahkan, saat menjalankan tugas negara, ia kerap menggunakan sepeda ontelnya kemana-mana.