Ahad 07 Nov 2021 01:58 WIB

SGU Ajak Masyarakat Gowes dan Jelajah Sejarah Tangsel

Peserta Gowes Jelajah Sejarah kunjungi tempat bersejarah di DKI Jakarta dan Tangsel

Peserta Gowes Jelajah Sejarah kunjungi tempat bersejarah di DKI Jakarta dan Tangsel
Foto: istimewa
Peserta Gowes Jelajah Sejarah kunjungi tempat bersejarah di DKI Jakarta dan Tangsel

REPUBLIKA.CO.ID TANGERANG SELATAN -- Swiss German University (SGU) mengingatkan pentingnya memperkenalkan tempat-tempat bersejarah kepada para  masyarakat luas. Pasalnya, tempat-tempat bersejarah di suatu daerah dapat dikembangkan untuk menarik minat wisatawan.

Hal itu disampaikan oleh Vice Rector for Academic Affairs Swiss German University (SGU), Dr. Irvan S. Kartawiria, S.T., M.Sc dalam kegiatan Gowes Jelajah Sejarah, pada Sabtu, (6/11). Kegiatan ini diselenggarakan bersama portal berita dan komunitas sepeda yang fokus pada kegiatan pariwisata, lingkungan dan sejarah.

Para peserta melakukan gowes ke tempat bersejarah di Tangsel mulai dari Monumen Palagan Daan Mogot di BSD,  Rumah Belanda 1891 Cilenggang,  Keramat Tajug, Monumen Perjuangan Rakyat Serpong dan diakhiri di Taman Makam Pahlawan Seribu dengan tetap menerapkan protokol Covid-19.

“Kita perlu mengenalkan kepada lebih banyak orang tentang tempat bersejarah di Tangsel, apakah itu dijadikan tempat yang menarik untuk wisatawan datang,” tegas Irvan, sapaannya, dalam kegiatan tersebut.

Irvan menekankan, kegiatan ini juga dapat menjadi rujukan rute sepeda di kota Tangsel. Irvan melanjutkan, dengan bersepeda mendatangi tempat-tempat bersejarah juga bermanfaat untuk menambah ilmu.

“Kita sudah memperkenalkan rute bersepeda yang nyaman, sejuk dan juga segar udaranya dengan melintasi titik sejarah. Jadi tidak hanya dapat badan yang sehat tapi dapat cerita baru atau pandangan baru,” papar Irvan.

Sementara itu, Interim Vice Rector Non Academic SGU Affairs, Dr. Nila K. Hidayat SE., MM ​mengatakan, jika terdapat tiga komponen penting peningkatan destinasi wisata, yakni atraksi, amenitas, dan aksesibilitas. Hal ini termasuk untuk pengembangan tempat sejarah sebagai destinasi wisata.

"Saat atraksi kita tahu bersama bahwa setiap daerah pasti punya daya tarik atau keunikan atau keunggulan di masing-masing tempat. Saat berbicara masalah aksesibilitas artinya perjalanan menuju tempat itu harus di perhatikan apakah tempat itu mudah dicapai atau tidak," papar Nila.

Sedangkan untuk amenitas, kata Nila sapaanya, adalah soal fasilitas pendukung. Hal tersebut dapat menjadi, pendukung bagi tempat bersejarah yang sudah memiliki banyak keunggulan dan keunikan sebagai destinasi wisata.

“Destinasi wisata itu mempunyai bersejarah dan nilai sejarah ini menjadikan tempat itu memiliki keunggulan atau keunikan sehingga banyak wisatawan atau masyarakat sekitar menjaga, melestarikan dan menjadi daya tarik dikunjungi banyak orang,” papar Nila.

Diketahui, kegiatan Jelajah Sejarah Tangsel ini juga diikuti oleh komunitas sepeda di Tangsel dan Jakarta yakni Gowes Cycling Club, Girigahana Cycling Team, Ojo Nelongso Ngepit dan Gowes Kemang. Kegiatan ini juga disponsori oleh Bamboonesia dan Gokskin.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement