REPUBLIKA.CO.ID, BANTUL -- Dinas Kebudayaan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, mengembangkan dan mempromosikan warisan budaya takbenda milik daerah ini yang telah ditetapkan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi sebagai Warisan Budaya Takbenda Indonesia.
"Ketika sudah dicanangkan dan ditetapkan sebagai WBTb (Warisan Budaya Takbenda) Indonesia, maka menjadi tugas kewajiban kita bersama antara pemda, masyarakat dan juga pihak lain untuk mengembangkan," kata Kepala Dinas Kebudayaan Bantul Nugroho Eko Setyanto.
Ada tiga warisan budaya takbenda Bantul yang ditetapkan sebagai WBTb Indonesia pada 29 Oktober 2021, yaitu Gudeg Manggar dan Lemper Sanden dari domain kemahiran dan kerajinan tradisional, serta dari domain adat istiadat masyarakat, situs dan perayaan, adalah Nyadran Agung Makam Sewu.
Dia mengatakan upaya mengembangkan dan mempromosikan warisan budaya takbenda di antaranya dengan menjadikan sebagai ikon atau identitas masyarakat daerah itu, agar produk atau karya makin dikenal luas baik oleh masyarakat umum maupun wisatawan.
"Seperti contoh di Bantul yang sudah WBTb tahun sebelumnya itu satai klatak, itu tugas kita mempromosikan, kemudian bagaimana mengembangkan kuliner dari sisi kesehatannnya, dan lainnya, sehingga dengan terkenalnya satai klatak itu sekarang menjadi ikon wisata kuliner di Bantul," katanya.
Oleh sebab itu, kata dia, ketika wisatawan berkunjung ke wilayah Pleret Bantul maka keberadaan satai klatak itu menjadi ikon daerah itu. Begitu juga di Sanden nantinya akan ada ikon kuliner lemper, juga di Mangir Srandakan akan terdapat ikon gudeg manggar, sebagai wisata kuliner.
"Sehingga akan menjadi satu destinasi wisata kuliner di Bantul, dan tentu akan membawa dampak kesejahteraan masyarakat terutama bagi para pedagang dan penjual kuliner," katanya.
Dia mengatakan dengan tambahan tiga warisan budaya takbenda itu, maka hingga tahun 2021 sudah ada 21 WBTb Indonesia di Bantul, yang sebagian di antaranya kuliner dengan pengolahan tradisional yang menjadi ciri khas dan identitas masyarakat daerah itu.
"Jadi nanti terangkat wisata kuliner, karena di Yogyakarta, khususnya Bantul banyak ragamnya tentang kuliner, harapannya adalah ini akan menjadi terkenal dan menjadi salah satu tujuan wisata, sehingga akan berdampak pada kesejahteraan masyarakat itu," katanya.