REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Satu keluarga di Kampung Cimalaka, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, terpaksa harus mengungsi ke rumah kerabatnya akibat rumah mereka yang posisinya berada di atas tebing tanah longsor dan dikhawatir timbulnya korban jiwa.
"Bencana tanah longsor ini di RT 11/02, Desa Mekarasih, Kecamatan Simpenan, sebenarnya belum menimbulkan kerusakan, namun penghuni rumah khawatir longsoran tanah meluas dan rumahnya ikut terbawa sehingga bisa mengancam keselamatannya," kata Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Simpenan Dandi Sulaeman.
Informasi dari petugas penanggulangan bencana, tebing tanah yang di atasnya merupakan permukiman warga ini longsor karena dipicu oleh hujan deras yang turun hampir setiap hari dengan durasi yang cukup lama sejak siang hingga menjelang malam.
Masyarakat yang mengetahui bencana longsor ini terus meluas dan mulai mengikis pondasi rumah mereka, memperingatkan penghuninya agar mengungsi karena posisi rumahnya sudah berada di ujung tebing yang bisa saja ikut terbawa longsor dan dikhawatirkan jatuhnya korban jiwa.
Untuk itu, penghuni rumah dengan luas 6x7 meter persegi tersebut menuruti imbauan dari masyarakat sekitar dan petugas penanggulangan bencana. Apalagi hujan deras masih terus turun setiap harinya dan dikhawatirkan terus meluas.
Menurut Dandi, meskipun baru satu rumah terancam bencana tanah longsor, pihaknya tetap mengingatkan warga agar selalu waspada dan lebih baik mengungsi ke lokasi yang lebih aman, sebab kondisi tanah semakin labil akibat terus diguyur hujan.
"Tidak ada korban jiwa pada kejadian bencana alam tanah longsor ini, namun pemilik rumah merugi sekitar Rp 200 juta karena harus meninggalkan huniannya tersebut mengantisipasi terjadinya longsor susulan," ujarnya.
Ia mengatakan wilayah yang menjadi tugasnya masuk dalam peta daerah rawan longsor, sehingga pihaknya terus berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi dan unsur Muspika Simpenan untuk melakukan berbagai antisipasi.