Sabtu 06 Nov 2021 01:01 WIB

Tanah Longsor Hantam Rumah Warga di Desa Sepakung

Kawasan pemukiman warga di lereng perbukitan Sepakung kerap terjadi longsor.

Rep: S Bowo Pribadi/ Red: Bilal Ramadhan
Warga dibantu apparat TNI dan Polri bergotong- royong membarsihkan material tanah dan talud yang longsor dan rumah yang rusak, di wilayah RT 01/ RW 10 Dusun Sepakung Wetan, Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiri, Kabupaten Semarang, Jumat (5/11).
Foto: Desa Sepakung
Warga dibantu apparat TNI dan Polri bergotong- royong membarsihkan material tanah dan talud yang longsor dan rumah yang rusak, di wilayah RT 01/ RW 10 Dusun Sepakung Wetan, Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiri, Kabupaten Semarang, Jumat (5/11).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN -- Warga yang bermukim di kawasan lereng perbukitan seperti wilayah Kecamatan Banyubiru dan Kecamatan Jambu, Kabupaten Semarang penting mewaspadai ancaman bencana tanah longsor.

Seiring meningkatnya curah hujan di sebagian besar wilayah Kabupaten Semarang, ancaman bencana hidrometerologi di kawasan rawan bencana tersebut sudah semakin nyata.

Baca Juga

Di Desa Sepakung, Kecamatan Banyubiru, satu rumah warga dilaporkan mengalami rusak berat, setelah tertimpa material tanah yang longsor, saat terjadi hujan deras pada Kamis (4/11) petang.

Kepala Pelaksana Harian (Kalakhar) BPBD Kabupaten Semarang, Heru Subroto mengungkapkan, musibah ini terjadi di Dusun Sepakung Wetan, RT 01/ RW 10.

Berdasarkan laporan dari petugas BPBD di lapangan, musibah tersebut bermula dari longsornya pekarangan belakang rumah milik Jumeri, salah satu warga di lingkungan RT 01/RW 10 Desa Sepakung.

Namun material longsor menerjang rumah Mulyani warga RT 02/ RW 10 yang posisinya berada tepat di bawahnya. "Sehingga menimbulkan kerusakan pada rumah Mulyani," kata Heru, Jumat (5/11).

Beruntung lanjut Heru, dalam musibah ini tidak sampai menimbulkan korban jiwa, kecuali hanya mengakibatkan kerugian harta benda, berupa kerusakan pada beberapa bagian bangunan rumah.

Namun dengan adanya musibah ini menjadi perhatian bagi warga agar selalu mewaspadai potensi bencana yang terjadi, terutama saat hujan dengan intensitas tinggi terjadi di wilayah rawan bencana longsor.

"Terlebih kawasan pemukiman warga di lereng perbukitan, seperti Desa Sepakung, Desa Wirogomo di Kecamatan Banyubiru dan Desa Brongkol di Kecamatan Jambu kerap terjadi bencana tanah longsor," katanya.

Perihal besarnya potensi ancaman bencana tanah longsor, di wilayah Desa Sepakung --sebelumnya-- juga diungkapkan oleh Kepala Desa (Kades)  Sepakung, Ahmat Nuri.

Terlebih beberapa waktu lalu desanya menjadi salah satu wilayah yang ikut merasakan getaran serangkaian gempa tektonik, yang terjadi di wilayah Kecamatan Ambarawa dan sekitarnya, termasuk Kecamatan Banyubiru.

Kendati laporan kerusakan rumah warga akibat dampak serangkaian gempa tersebut hampir tidak ada, ia tetap khawatir jika dampak getaran gempa tersebut mengakibatkan retakan- retakan tanah.

Sehingga retakan- retakan tanah tersebut --dimungkinkan-- bisa semakin memperbesar risiko terjadinya tanah longsor di desa yang berada di lereng perbukitan ini. Terlebih curah hujan semakin hari juga sudah semakin tinggi.

Jika retakan tanah itu dekat dengan pemukiman pasti akan terpantau dan bisa segera diantisipasi. "Namun kalau itu retakan itu ada di hutan atau perbukitan yang jarang dijangkau warga, kita tidak tahu," tegasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement