Kamis 04 Nov 2021 21:18 WIB

Kemenkes Butuh Stok 50 Juta Dosis Vaksin untuk Anak

Kemenkes Dapatkan Data Vaksin Anak 6-11 Tahun dari Data Dukcapil dan Supas

Rep: Dian Fath Risalah/ Red: Ilham Tirta
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi M-Epid
Foto: Istimewa
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dr. Siti Nadia Tarmizi M-Epid

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan menghitung ada sebanyak 25 hingga 30 juta anak usia 6-11 tahun yang bisa diberikan vaksin Sinovac dalam program vaksinasi Covid-19. Juru Bicara Kemenkes untuk Vaksinasi Covid-19, Siti Nadia Tarmizi menuturkan, stok vaksin serta pesanan pada tahun ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksinasi pada anak.

"Kami harus melakukan upaya pemenuhan vaksin ini dengan menambah sekitar 25-30 juta dosis tambahan vaksin Sinovac, karena pesanan yang saat ini tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan vaksin pada rentang usia anak," kata Nadia kepada Republika.co.id, Kamis (4/11).

Nadia mengaku penghitungan tersebut menggunakan data Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) serta data penduduk catatan sipil (Dukcapil) dari seluruh Indonesia. "Data se-Indonesia ya, sekarang lagi dicek data Supas dan data Dukcapil ya," kata Nadia.

Kemungkinan, lanjut Nadia, dari kisaran 25-30 juta stok yang dibutuhkan akan berkurang. "Angka stok yang dibutuhkan sekitar itu, malah mungkin berkurang," ujarnya.

Adapun, bila dihitung sasaran anak sebanyak 25-30 juta, maka untuk mencapai dosis vaksinasi lengkap dibutuhkan stok dua kali lipat dari sasaran vaksin tersebut. "Jadi kalau dua kali ya perlu 50 juta dosis," terang Nadia.

Kemenkes juga masih berkonsultasi dan berupaya untuk mendapatkan rekomendasi dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) serta Indonesia Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan organisasi profesi lainnya. Konsultasi itu untuk memastikan teknis pelaksanaan vaksinasi untuk rentang usia 6-11 tahun, seperti proses screening, penanganan efek samping, hingga dosis yang dibutuhkan.

"Kita belum tahu ini masih menunggu perhitungan sasaran dan dari Sinovac mungkin awal tahun 2022," tutur dia.

Hal senada diungkapkan Ketua Komnas Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) Prof Hindra Irawan Satari. Menurutnya, prosedur vaksinasi bisa disuntikan ke sasaran sangatlah panjang.

"Saat ini yang baru keluar emergency use authorization (EUA) terhadap vaksin Sinovac untuk anak usia 6-11 tahun dan dibutuhkan sekitar 25-30 juta dosis, Kemenkes masih mengecek juga terkait stok, kemudian uangnya juga dicek untuk pembelian vaksin, setelah nunggu dikirim pun harus melatih vaksinator, SOP (standar operasional dan prosedur) dan juknisnya (petunjuk teknis), setelah siap semua baru diberikan kepada anak," terangnya.

Juru Bicara Bio Farma, Bambang Heriyanto memastikan Bio Farma akan menjamin ketersediaan vaksin Covid-19 Sinovac untuk anak-anak 6-11 tahun. Saat ini, pihaknya masih menunggu jumlah target vaksinasi dari Kementerian Kesehatan, jika memang diperlukan tambahan

"Dari Kementerian Kesehatan tentu akan hitung dulu jumlah target yang akan divaksin. Kemudian dari sana, dapat dihitung jumlah kebutuhan vaksinnya, lalu dibandingkan dengan ketersediaan vaksin saat ini. Untuk kebutuhan tersebut kami masih menunggu dari Kemenkes jika diperlukan tambahan," kata Bambang kepada Republika.co.id.

Ia mengatakan, seperti pada pendistribusian vaksin sebelumnya, Bio Farma akan melakukan pendistribusian. Untuk kebutuhan vaksinasi pada tahun ini, Bio Farma akan kembali mendatangkan vaksin Covid-19 dari Sinovac sebanyak 40 juta dosis tambahan dalam bentuk finish product.

Sejak Januari sampai Oktober 2021, untuk vaksin Sinovac Bio Farma sudah mendistribusikan sebanyak 186.382.232 dosis ke seluruh Provinsi di Indonesia. Sedangkan untuk total vaksin Covid-19 yang sudah terdistribusi sejak Januari 2021 - akhir Oktober 2021 sebanyak 226,6 juta dosis.

Kedatangan Vaksin Tahap 113

Sementara itu, sebanyak 680.100 dosis vaksin AstraZeneca kembali mendarat di Tanah Air hari ini, Kamis (4/11). Kali ini, vaksin diperoleh melalui jalur pembelian langsung.

“Dengan tibanya vaksin tahap 113 ini, maka total vaksin dari berbagai merek yang telah hadir di Indonesia baik dalam bentuk bulk dan jadi mencapai 322.309.320 dosis,” kata Direktur Jenderal Informasi dan Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika, Usman Kansong.

Usman menambahkan, pemerintah terus berusaha memperkuat ketersediaan vaksin guna memperlancar program vaksinasi nasional yang ditargetkan untuk segera menjangkau setidaknya 70 persen penduduk Indonesia sasaran vaksinasi, sehingga kekebalan komunal atau herd immunity dapat diraih. Hingga saat ini, kata Usman, lebih dari 122 juta masyarakat Indonesia telah mendapatkan vaksinasi dengan 76 juta di antaranya telah mendapatkan dua dosis.

Lebih rinci, data per Kamis (4/11) pagi menunjukkan, 122.464.119 orang telah mendapatkan suntikan dosis pertama, atau 58,80 persen dari sasaran vaksinasi. Sedangkan yang telah mendapatkan vaksinasi lengkap sebanyak 76.191.677 orang atau 36,58 persen.

“Pemerintah akan berusaha terus meningkatkan capaian tersebut hingga ke daerah-daerah, termasuk ke daerah-daerah yang sulit dijangkau. Hal ini, tentu saja akan sangat terbantu dengan dukungan pemerintah daerah juga setiap elemen masyarakat,” tutur Usman.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement