REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah mengeluarkan peringatan terkait cuaca ekstrem pada periode 31 Oktober hingga 6 November mendatang. Cuaca ekstrem di hampir semua provinsi di Indonesia, yakni curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang.
Peringatan itu menyusul adanya potensi signifikansi dinamika atmosfer yang dapat berdampak pada peningkatan curah hujan di beberapa wilayah Indonesia. Cuaca ekstrem meningkatkan potensi dampak fenomena hidrometeorologi seperti banjir.
Sejak 31 Oktober hingga hari ini, bencana banjir terjadi di sejumlah wilayah di Indonesia. Pada Ahad (31/10), daerah yang mengalami banjir, yakni Kota Tangerang Selatan (Banten), Kabupaten Ketapang (Kalimantan Barat).
Banjir melanda satu desa di Kabupaten Lebak, Banten, akibat hujan lebat mengguyur pada Senin (1/11). Banjir merendam beberapa wilayah di bagian hilir Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), Sumatra Selatan, pada Senin (1/11) dan masih berlangsung hingga hari ini.
Di Kabupaten Dharmasraya, Sumatra Barat (Sumbar), banjir bandang akibat Sungai Batang Buga meluap terjadi pada Senin (1/11) pukul 08.00 WIB hingga Selasa (2/11) pukul 00.00 WIB.Hujan deras juga menyebabkan banjir di Kota Bandung, Kabupaten Bandung, Kota Cimahi, dan Kabupaten Bandung Barat, pada Selasa (2/11).
Baca juga:
- BMKG: Waspadai Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan
- BMKG Prediksi Curah Hujan Naik 70 Persen Hingga Januari
- Motor Oleng, Awal Tragedi Perahu Tenggelam di Bengawan Solo
Selain itu, akses jalan di Cisarua, tepatnya di depan Imah Seniman, harus ditutup sementara akibat terdapat longsor. Sejumlah titik di Kabupaten Sukabumi (Jawa Barat) dilanda bencana baik longsor dan banjir, Selasa (2/11).Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat mencatat longsor juga terjadi di Kota Bandung, Kabupaten Subang, dan Kabupaten Sumedang.
Selain bencana hidrometeorologi, hal lain yang harus Anda waspadai dari cuaca ekstrem, yakni anak-anak bermain di saluran air. Musim hujan juga mengintai keselamatan anak-anak yang kerap bermain di bantaran kali atau saluran air karena anak-anak tenggelam ketika bermain di saluran air terjadi beberapa waktu terakhir.
Pada Senin (1/11), anak berinisial ABP (9) tenggelam di saluran air PHB Robusta, Kecamatan Duren Sawit, Jakarta Timur, Senin (1/11) sekitar pukul 13.40 WIB. Korban yang sedang bermain di bantaran saluran air terjatuh dan terperosok.
Hingga hari ketiga pencarian, tim pencari masih belum menemukan tubuh korban. “Masih nihil,” ujar Humas Kantor Pencarian dan Pertolongan SAR Jakarta, Ramli Prasetio, saat dihubungi Republika, Rabu (3/11).
Menilik kejadian tersebut, BPBD DKI mengimbau kewaspadaan dari masyarakat, terutama untuk anak-anak, untuk tidak banyak beraktivitas di luar rumah, khususnya dekat saluran air apabila terjadi hujan. “Hindari bermain di sungai ataupun dekat saluran,” kata Kepala Pusat Data Informasi dan Kebencanaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Mohammad Insaf.
Insaf menjelaskan, curah hujan tinggi membuat debit air di saluran juga semakin deras. Kondisi sungai atau saluran air yang demikian sangat membahayakan, khususnya bagi anak-anak. Karena itu, kata dia, perlu adanya kewaspadaan dari orang tua untuk selalu mengawasi buah hatinya dan menghindari bermain saat hujan.