REPUBLIKA.CO.ID, Oleh Wilda Fizriyani, Antara
Sebuah tragedi terjadi pada hari ini, Rabu (3/11), di Bengawan Solo, tepatnya di perbatasan Kabupaten Tuban dengan Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur. Perahu tradisional yang membawa sekitar 23 penumpang dilaporkan tenggelam. Sebanyak 11 orang dinyatakan telah ditemukan selamat, sisanya masih terus dicari.
Berdasarkan keterangan saksi di tempat, kejadian ini diawali oleh satu unit motor Scoopy yang mulai oleng ke arah sungai. Kemudian sang pemilik mencoba menahannya agar tidak terjatuh ke sungai. Namun percobaan penyelamatan ini justru menyebabkan perahu tenggelam secara perlahan. Keadaan diperparah dengan derasnya arus yang ada di Bengawan Solo pagi itu.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bojonegoro, Ardhian Orianto mengatakan, perahu tambang untuk penyeberangan tenggelam di Bengawan Solo pada Rabu (3/11) pukul 09.30 WIB. Tenggelamnya kapal diduga karena derasnya arus dan kelebihan beban muatan. “Karena arus deras, dan manuver perahu terlalu curam," kata Ardhian kepada Republika.co.id, Rabu (3/11).
Wakil Ketua SAR Exalos Indonesia Regional Bojonegoro, Eko Yuliestiyono, menambahkan, tenggelamnya perahu tambang di Bengawan Solo juga diakibatkan oleh kelebihan muatan. Ukuran perahu yang relatif kecil dipaksakan menampung tujuh kendaraan roda dua dan sejumlah penumpang. Situasi ini pun menyebabkan air sungai masuk ke sisi kiri dan kanan perahu.
Adapun mengenai jumlah penumpang, sampai saat ini belum ada data pasti dari lapangan. Namun, BPDB Bojonegoro memperkirakan jumlahnya sekitar 23 orang. Di perahu tersebut juga dilaporkan ada tujuh unit kendaraan roda dua.
Saat ini, ada 11 orang yang berhasil diselamatkan hingga Rabu (3/11) sore. Adapun identitas korban yang berhasil diselamatkan antara lain Mardiani, Hafid, Mujianto, Budi (24) dan Arif Dwi Setiawan. Kemudian Abdullah Yantim (3), Matsarmuji (56), Adit, Tasmiatun (33), Abdul Hadi (9) dan Nofi Andi Susanto (29).
Di samping itu, relawan setempat juga sudah mendapatkan identitas tujuh korban yang belum ditemukan. Mereka antara lain pengemudi perahu bernama Kasian, Erma Azila, dan Dian yang merupakan warga Desa Semambung, Kecamatan Kanor, Kabupaten Bojonegoro. Kemudian warga asal Rembang, Toro lalu Sutri, Dedi Sutio, dan Basori asal Tuban.
Selain itu, tim relawan juga menduga ada lima orang lainnya yang turut menjadi korban. Namun identitas mereka belum diketahui karena tidak ada data penumpang yang pasti.
Sejumlah pihak pun diterjunkan untuk pencarian korban. BPBD Jawa Timur mengirim tim reaksi cepat (TRC) untuk membantu pencarian korban hilang akibat kecelakaan perahu di Sungai Bengawan Solo. “Tujuh orang dalam satu tim langsung bergerak ke lokasi dengan dilengkapi dua unit perahu karet dan tiga unit alat selam,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Jatim Budi Santosa.
Kepolisian Kabupaten Tuban pun menyiagakan sebanyak dua peleton tim pencarian. Kapolres Tuban, AKBP Darmandi Tuban, mengatakan, dua peleton petugas kepolisian yang disiagakan di lokasi kejadian itu bekerja sama bersama tim SAR, petugas BPBD, dan TNI.
BPBD dan sejumlah relawan telah menghentikan proses pencarian pada pukul 17.00 WIB. Selanjutnya, proses ini akan dilanjutkan kembali pada Kamis (4/11) pukul 07.00 WIB.