Rabu 03 Nov 2021 03:48 WIB

DLHK DIY Bangun Talud Antisipasi Musim Hujan

TPST Piyungan sudah tidak mampu menampung sampah dan sudah kelebihan kapasitas

Rep: Silvy Dian Setiawan/ Red: Hiru Muhammad
Proyek perluasan kawasan Tempat Pembuatan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Yogyakarta, Jumat (22/10). Perluasan TPST untuk menambah dermaga pembuangan sampah, karena sejak 2016 tempat ini sudah penuh. TPST Piyungan bermasalah saat musim hujan tiba, antrean pembuangan sampah cukup panjang. Imbasnya sampah akan menumpuk di permukiman.
Foto: Wihdan Hidayat / Republika
Proyek perluasan kawasan Tempat Pembuatan Sampah Terpadu (TPST) Piyungan, Yogyakarta, Jumat (22/10). Perluasan TPST untuk menambah dermaga pembuangan sampah, karena sejak 2016 tempat ini sudah penuh. TPST Piyungan bermasalah saat musim hujan tiba, antrean pembuangan sampah cukup panjang. Imbasnya sampah akan menumpuk di permukiman.

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--TPST Piyungan, Bantul. DIY, sering mengalami masalah saat masuknya musim penghujan. Salah satunya terjadinya longsor yang menyebabkan sampah masuk ke jalan, bahkan sampai ke area permukiman warga. 

Mengantisipasi hal tersebut, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (DLHK) DIY menyebut sudah melakukan penataan. Seperti membangun talud pembatas area pembuangan sampah di TPST Piyungan. 

"Kalau musim hujan itu licin, artinya banyak (sampah) yang melorot. Topografi sedikit kita datarkan supaya tidak  longsor, jadi ada upaya-upaya untuk mengurangi bahaya melorotnya itu," kata Kepala DLHK DIY, Kuncoro Cahyo Aji kepada Republika melalui sambungan telepon, Selasa (2/11). 

Walaupun begitu, Kuncoro menyebut, di awal musim penghujan saat ini belum ada masalah yang muncul di TPST Piyungan. Namun, pihaknya melakukan berbagai antisipasi agar kedepan permasalahan sampah di TPST Piyungan tidak menimbulkan masalah baru khususnya bagi warga setempat. 

Pasalnya, tiap masuknya musim hujan juga mengakibatkan bau akibat limbah sampah. Bahkan, beberapa kali warga setempat juga menutup akses pembuangan sampah yang masuk ke Piyungan karena sudah kelebihan kapasitas. 

"Mulai dari sekarang ada penataan-penataan, semoga nanti tidak terlalu menimbulkan masalah dan bahaya kedepan. Sampai hari ini sepertinya belum ada masalah, masih bisa kita tangani dan kita komunikasikan supaya semuanya bisa berjalan dengan baik," ujarnya. 

Perluasan lahan di TPST Piyungan juga dilakukan. Kuncoro menyebut, saat ini tengah dilakukan perluasan lahan sebesar 1,9 hektare. 

Pasalnya, TPST Piyungan sudah tidak mampu menampung sampah dan sudah kelebihan kapasitas sejak 2014 lalu. Per harinya, TPST Piyungan menerima sampah mencapai 786 ton saat ini dari Kabupaten Bantul, Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta. 

"Seharusnya (Piyungan) sudah ditutup karena sudah tidak mampu lagi. Dengan melebarkan 1,9 hektare ini, kita harapannya ada masa transisi untuk mengerem (sampah yang masuk) di tingkat sumbernya, perluasan sekarang ini 1,9 haktare," jelas Kuncoro. 

Selain itu, perluasan lahan di sisi barat TPST Piyungan juga akan dilakukan dengan luas lebih dari enam hektare. Namun, perluasan lahan ini masih diproses dan baru akan dilakukan pembebasan lahan pada Desember 2021. 

Sementara, konstruksi perluasan baru akan diperkirakan dapat dilakukan pada 2024 mendatang. Perluasan TPST Piyungan dengan luas lebih dari enam hektare ini mendapat dukungan dari pemerintah pusat yang bekerja sama dengan pihak swasta. 

"Berproses (pembebasan lahan) biasanya bisa setahun, mulai proses pengadaan di 2024 dan mudah-mudahan pertengahan 2024 sudah bisa dimulai konstruksi, karena kita juga ngajak swasta untuk pendanaan," kata Dirjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu, Bramantyo Isdijoso. 

 

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement