Selasa 02 Nov 2021 17:04 WIB

Peran Sentral Indonesia dalam Perubahan Iklim Global Dinanti

Indonesia telah menunjukkan banyak perubahan signifikan dalam pengendalian iklim.

Para Pemimpin Dunia berfoto bersama saat resepsi malam untuk menandai hari pembukaan KTT Iklim PBB COP26, di Glasgow, Skotlandia, Senin, 1 November 2021.
Foto:

Peran dunia usaha

Pemerintah telah menunjuk Kamar Dagang dan Industri (Kadin) sebagai mitra pemikiran pemerintah dalam negosiasi UN Climate Change Conference of the Parties (COP26). Kesempatan ini dinilai Kadin memiliki muatan strategis demi menunjukkan keterlibatan aktif sektor swasta Indonesia dalam mencapai komitmen perubahan iklim ke arah yang lebih baik di panggung internasional.

"Kadin siap berperan aktif dalam membantu pemerintah Indonesia penuhi komitmen perubahan iklim negara kita. Kadin akan mengajak seluruh komponen pihak swasta, baik itu perusahaan besar maupun UMKM untuk berkolaborasi membantu pemerintah dalam mencapai Net Zero Indonesia di 2060," jelas Ketua Umum Kadin Indonesia Arsjad Rasji.

Kadin, lanjut dia, akan memusatkan perhatian pada berbagai inisiatif keberlanjutan yang telah dilakukan oleh sektor swasta, seperti mekanisme carbon market, pengurangan deforestasi, transisi menuju energi baru terbarukan, pengelolaan sampah. Fokus utamanya pada sampah plastik serta impact investment bagi perusahaan dengan iklim positif. 

"Kami sudah mentapkan tujuh prioritas untuk mempercepat dekarbonisasi," kata dia. 

Arsjad menyebut, 7 prioritas tersebut antara lain kolaborasi dalam penyusunan regulasi dan implementasi carbon pricing, pembangunan ekonomi berbasis hutan, dan peningkatan porsi energi baru terbarukan dalam bauran energi. Lalu percepatan adopsi mobilitas listrik, pengembangan program-program sirkularitas end-to-end di sector-sektor utama, inovasi dan perluasan praktik pertanian berkelanjutan, serta penggunaan pembiayaan berkelanjutan demi mempercepat transisi. 

Dalam kesempatan KTT COP26, Arsjad memberikan paparan mengenai Indonesia Impact Fund (IIF). IFF merupakan skema pembiayaan untuk program yang mensinergikan antara keberlanjutan lingkungan, pertumbuhan ekonomi, dan aspek sosial.

IFF fokus kepada program memberantas kemiskinan, berpartisipasi dalam transisi global menuju net zero emission, meningkatkan tingkat harapan hidup dan kesehatan anak, meningkatkan akses terhadap pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, kesetaraan kesempatan dalam kepemimpinan untuk perempuan, penyediaan perumahan yang layak dan terjangkau di daerah perkotaan. 

Seperti diketahui, pemerintah telah menginisasi berbagai bentuk SDG Financing atau pembiayaan berkelanjutan untuk mendorong tercapainya visi tersebut. Meski demikian, partisipasi sektor swasta dalam hal ini juga amat dibutuhkan. 

Salah satu model yang dapat dikembangkan untuk mendukung skema pembiayaan berkelanjutan ialah Impact Investing, di mana investor mendanai secara selektif proyek-proyek atau perusahaan yang mengimplementasikan keberlanjutan dengan mandat menciptakan dampak yang positif bagi keberlangsungan bumi.

APEC Business Advisory Council yang membentuk IIF akan melibatkan KADIN dan untuk menjalankannya, akan bekerjasama dengan Mandiri Capital Indonesia serta  United Nations Development Programme (UNDP). 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement