Selasa 02 Nov 2021 13:22 WIB

Minyak Goreng Dorong Terjadinya Inflasi 

Namun, inflasi Indonesia terkendali di tengah pemulihan ekonomi domestik.

Ilustrasi minyak goreng curah.
Foto:

Minyak goreng mahal

Harga minyak goreng memang menjadi salah satu penyebab naiknya angka inflasi. Di tingkat konsumen dalam beberapa waktu terakhir, minyak goreng mengalami kenaikan signifikan. 

Kementerian Perdagangan (Kemendag) bahkan menyampaikan, kenaikan yang dirasakan masyarakat itu akibat naiknya harga minyak sawit (CPO) yang merupakan bahan baku minyak goreng.

Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri, Kemendag Oke Nurwan, mengatakan, meski tengah mengalami kenaikan, pemerintah memastikan ketersediaan minyak goreng di dalam negeri. Dengan begitu, masyarakat tidak perlu khawatir soal potensi kelangkaan minyak goreng di pasaran.

"Harga minyak goreng saat ini tetap mengikuti mekanisme pasar. Hanya saja, saat ini, harganya sangat dipengaruhi oleh kenaikan harga CPO," kata Oke kepada Republika.co.id, Senin (1/11).

Mengutip statistik Bappebti Kemendag, harga CPO pada akhir Oktober lalu tembus hingga lebih dari 1.300 dolar AS per metrik ton. Pada awal Oktober, tercatat harga masih di kisaran 1.200 dolar AS per metrik ton. Pergerakan CPO memang terus mengalami kenaikan beberapa bulan terakhir.

Oke mengatakan, pemerintah akan terus memantau harga acuan untuk minyak goreng kemasan sederhana. Sementara, untuk kemasan lainnya tetap mengikuti mekanisme pasar.

Harga acuan pemerintah untuk minyak goreng kemasan sederhana berdasarkan Permendag Nomor 7 Tahun 2020 sebesar Rp 11 ribu per liter. Sementara, mengacu pada Pusat Informasi Harga Pangan Strategis (PIHPS), rata-rata tingkat harga di konsumen hingga Jumat (29/10) pekan lalu mencapai Rp 16 ribu per liter.

Kenaikan harga lebih tinggi terjadi pada minyak goreng kemasan bermerek yang tembus lebih dari Rp 17 ribu per liter. "Pemerintah masih memantau dan mempelajari seberapa lama (kenaikan harga) akan terjadi sehingga keputusan intervensi harga harus dilakukan," ujarnya.

Harga minyak goreng curah di pasar tradisional di Kabupaten Indramayu meroket. Kondisi itu dikeluhkan pedagang maupun konsumen.

Berdasarkan pantauan Republika di Pasar Baru Indramayu, Senin (1/11), harga minyak goreng curah saat ini mencapai Rp 19 ribu per liter. Padahal, dalam kondisi normal, harga minyak goreng curah hanya di kisaran Rp 9 ribu – Rp 12 ribu per liter.

Kenaikan harga itu bahkan terjadi dengan cepat dari hari ke hari. Dari sisi pedagang, kondisi itu membebani mereka karena harus merogoh kocek lebih dalam untuk modal. Sedangkan permintaan dari konsumen, mengalami penurunan.

Salah seorang pedagang sembako di Pasar Baru Indramayu, Adang Wahyudi, menyebutkan, dalam kondisi normal, minyak goreng curah yang biasa dijualnya bisa mencapai 50 - 60 liter per hari. Namun sejak harganya meroket, minyak goreng yang terjual hanya di kisaran 20-30 liter per hari. "Pembeli pada mengeluh," tutur Adang.

 

Lonjakan harga minyak goreng curah yang terjadi dalam beberapa pekan terakhir diamini pedagang berbagai kebutuhan pokok di wilayah Ungaran, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement