Senin 01 Nov 2021 16:49 WIB

Harga Minyak Goreng Penyebab Inflasi

Kenaikan harga minyak goreng didorong oleh naiknya harga crude palm oil.

Rep: Novita Intan, Bayu Adji P, Dedy Darmawan Nasution/ Red: Friska Yolandha
Pekerja menata jeriken minyak goreng di agen penjualan minyak goreng di Jakarta, Senin (1/11). Harga minyak goreng di tingkat konsumen dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan signifikan. Kemendag menyampaikan, kenaikan yang dirasakan masyarakat akibat naiknya harga minyak sawit (CPO) yang merupakan bahan baku minyak goreng.Prayogi/Republika.
Foto: Prayogi/Republika.
Pekerja menata jeriken minyak goreng di agen penjualan minyak goreng di Jakarta, Senin (1/11). Harga minyak goreng di tingkat konsumen dalam beberapa waktu terakhir mengalami kenaikan signifikan. Kemendag menyampaikan, kenaikan yang dirasakan masyarakat akibat naiknya harga minyak sawit (CPO) yang merupakan bahan baku minyak goreng.Prayogi/Republika.

REPUBLIKA.CO.ID, Novita Intan, Bayu Adji P, Dedy Darmawan Nasution

JAKARTA -- Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Oktober 2021 indeks harga konsumen (IHK) mengalami inflasi sebesar 0,12 persen. Kenaikan harga minyak goreng menjadi salah satu penyebab inflasi. Minyak goreng memberikan andil inflasi 0,05 persen. 

Baca Juga

Di sejumlah daerah, harga minyak goreng memang tengah melambung tinggi. Di Kota Tasikmalaya, misalnya, harga minyak goreng curah mencapai Rp 18.500 per kilogram (kg). Sementara untuk minyak goreng kemasan harganya paling rendah Rp 16 ribu per kemasan isi 900 miligram.

Salah seorang pedagang di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Heni (35 tahun) mengatakan, harga minyak goreng curah di kiosnya saat ini dijual dengan harga Rp 18.500 per kg. Sebab, harga minyak curah dari distributor sudah di kisaran Rp 17.500 per kilogram.

"Katanya mah karena sawitnya lagi susah, jadi mahal," kata dia, Senin (1/11).

Menurut dia, kenaikan harga minyak goreng curah sudah terjadi sejak dua bulan terakhir. Namun, kenaikan tak langsung terjadi secara signifikan, melainkan bertahap.

photo
Pedagang mengemas minyak goreng curah di Pasar Cikurubuk, Kota Tasikmalaya, Senin (1/11). - (Republika/Bayu Adji P)

Heni mengatakan, dalam kondisi normal, harga minyak goreng curah hanya berkisar Rp 12 ribu per kg. Namun, saat ini kenaikan harga minyak sudah lebih dari 30 persen. Menurut dia, harga minyak goreng curah saat ini merupakan yang tertinggi selama ia berjualan.

Meski stok minyak goreng curah tetap tersedia, harganya yang tinggi membuat konsumennya lebih sedikit yang membeli. "Omzet jadi turun sekitar 50 persen. Saya kalau lagi normal bisa menjual sampai 400 kg sehari, sekarang cuma bisa 200 kg," kata dia.

Salah seorang pedagang makanan di Kota Tasikmalaya, Mul (40) juga mengeluhkan harga minyak goreng curah yang terus naik. Kenaikan harga minyak goreng itu membuat pendapatannya dari menjual makanan menjadi turun.

"Buat ngatasinnya, minyaknya dipakai berulang-ulang. Soalnya harga makanan kan sudah buat dinaikkan," kata dia.

Mul mengaku lebih memilih minyak goreng curah lantaran harganya lebih murah dari minyak goreng kemasan. Selain itu, minyak goreng curah juga dapat dibeli eceran.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement