Senin 01 Nov 2021 01:04 WIB

Lulung Jelaskan Alasan Dia Diberi Penghargaan Tokoh Betawi

Ada 11 penerima Gelar Kehormatan Tokoh Betawi dari Bamus Betawi Periode 2021-2023.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Agus Yulianto
Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi, Abraham Lunggana alias Haji Lulung.
Foto: Dok DPR
Ketua Umum Badan Musyawarah Masyarakat (Bamus) Betawi, Abraham Lunggana alias Haji Lulung.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Dewan Pimpinan Wilayah Partai Persatuan Pembangunan (DPW PPP) DKI Jakarta, Abraham Lunggana atau biasa dikenal Haji Lulung, baru saja menerima penghargaan Gelar Kehormatan Tokoh Betawi dari Badan Musyawarah (BAMUS) Betawi Periode 2021 - 2023, di Balai Kota, Jakarta, Ahad (31/10). Dalam kesempatan itu, Lulung yang juga merupakan ketua Bamus Betawi, menjelaskan mengapa dirinya mendapat penghargaan dari Bamus Betawi.

"Saya kenapa kok ketum bamus juga diberikan, apa artinya penghargaan? (Karena) saya menjadi ketua, wakil pimpinan DPRD pada waktu itu, juga ketua badan pembentukan daerah waktu itu," kata Lulung di lokasi.

Dengan adanya jabatan itu, dirinya juga menjadi pembahas rancangan Perda yang awalnya belum ada nomornya, menjadi Perda Nomor. 4 Tahun 2015 tentang pelestarian budaya Betawi. Menurut dia, Bamus Betawi juga sebenarnya menjadi mitra kerja bagi Pemprov DKI.

"Kepada teman-teman (Bamus Betawi) saya ucapkan terima kasih atas kehadirannya," ucapnya.

Di lokasi yang sama, Gubernur DKI Jakarta, Anies Rasyid Baswedan, menjadi satu dari sebelas penerima penghargaan Gelar Kehormatan Tokoh Betawi dari Badan Musyawarah (BAMUS) Betawi Periode 2021 - 2023, di Balai Kota, Jakarta, Ahad (31/10). Dalam kesempatan tersebut Anies mengaku senang dan mengapresiasi gelar kehormatan yang diberikan kepadanya.

“Kami pandang ini (Gelar Kehormatan) sebagai sebuah amanat yang harus kita jaga sebaik-baiknya,” kata Anies setelah menerima gelar tersebut.

Dia melanjutkan, menyoal Majelis Adat Bamus Betawi yang baru, ada pesan untuk terus berperan dalam pengembangan budaya Betawi. Utamanya, pasca pandemi Covid-19, setelah interaksi mengalami banyak perubahan.

“Dan perjalanan ke depan kita harus berikan kesempatan lebih besar untuk pengembangan budaya," tuturnya.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement