Sabtu 30 Oct 2021 20:15 WIB

Tabalong Siap 3.000 Ha untuk Area Industri Calon Ibu Kota

Tabalong ingin menjadi penyangga utama ibu kota negara.

Foto udara PLTU Tanjung Power Indonesia di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, Rabu (13/3/2019).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Foto udara PLTU Tanjung Power Indonesia di Tanjung, Tabalong, Kalimantan Selatan, Rabu (13/3/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, TANJUNG -- Pemerintah Kabupaten Tabalong, Kalimantan Selatan, menyiapkan lahan seluas 3.000 hektare untuk kawasan industri. Bupati Tabalong Anang Syakhfiani di Tanjung, Sabtu, mengatakan, secara geostrategis wilayah, Kabupaten Tabalong memiliki posisi paling strategis, karena terhubung langsung dengan Kabupaten Panajam Paser Utara, daerah yang ditunjuk menjadi IKN baru.

Selain itu, Tabalong juga terhubung dengan empat rangkaian jalan nasional tiga provinsi yaitu Kalsel, Kalimantan Tengah, dan Kalimantan Timur. Posisi tersebut, kata Bupati, membuat Tabalong menjadi salah satu daerah strategis, baik itu dari sisi geoposisi maupun geoekonomi.

Baca Juga

"Kondisi strategis ini kami manfaatkan dengan sebaik-baiknya, untuk menjadikan Tabalong sebagai penyangga utama ibu kota negara," katanya.

Salah satu persiapan tersebut adalah disediakannya lahan seluas tiga ribu hektare lebih untuk pembangunan kawasan industri penyangga IKN.Kawasan itu terdapat di dua kecamatan, yaitu Kecamatan Haruai yang berada di Desa Bangkang seluas 483 hektare dan Desa Seradang seluas 914 hektare.

Selain itu di Kecamatan Upau berada di Desa Kinarum seluas 120,84 hektare, Desa Panelak 95,45 hektare dan Desa Kaong seluas 1.7748,45 hektare.Penyiapan lahan tersebut, dalam rangka mewujudkan pemanfaatan struktur dan pola ruan wilayah Kabupaten yang aman dan produktif.

"Kami akan memprioritaskan pengembangan agribisnis berbasis sumber daya lokal, industri dan usaha pertambangan yang memperhatikan kelestarian sumber daya alam dan daya dukung dan tampung lingkungan," katanya.

Bupati mengaku, merasa beruntung, masih memiliki waktu yang cukup untuk mempersiapkan berbagai potensi untuk menjadi daerah penyangga IKN. Kondisi tersebut, kata dia, tentu berbeda saat Jakarta ditetapkan sebagai ibu kota, daerah-daerah di sekitarnya tidak mempunyai persiapan matang sebagai penyangga ibu kota, karena begitu diproklamasikan, secara otomatis Jakarta menjadi ibu kota negara.

"Kalau sekarang kita memiliki persiapan untuk menyambut IKN baru, dan semoga ke depan akan lebih baik," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement