Jumat 29 Oct 2021 06:16 WIB

Pemerintah Maksimalkan Strategi Cegah Masuknya Varian AY.4.2

Subvarian Covid-19 Delta, AY.4.2 merebak di Inggris.

Rep: Fauziah Mursid/ Red: Mas Alamil Huda
Covid 19 (ilustrasi)
Foto: Max Pixel
Covid 19 (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengatakan, pemerintah memaksimalkan pelaksanaan strategi yang sudah ditetapkan untuk mengantisipasi mencegah masuknya semua varian baru Covid-19 ke Indonesia. Hal ini disampaikan Wiku untuk menanggapi merebaknya subvarian Covid-19 Delta, AY.4.2 di Inggris.

"Terkait hal tersebut, pemerintah memaksimalkan pelaksanaan strategi yang sudah ditetapkan yaitu karantina perjalanan, 3M, 3T, dan vaksin, agar dapat mencegah masuknya semua jenis varian baru," ujar Wiku dalam konferensi pers secara daring, Kamis (28/10).

Wiku mengatakan, upaya ini juga sekaligus meminimalkan pembentukkan mutasi baru di dalam negeri. Varian AY.4.2 bukanlah varian baru, tetapi bagian Varian Delta yang mengalami perubahan atau mutasi tambahan. Jenis varian AY dari mutasi Delta ini cukup beragam yaitu dari AY 1 hingga AY 28.

"Kita belum bisa mengetahui apakah berbagai jenis varian Delta ini memiliki karakteristik khusus yang dapat mempengaruhi laju penularan, keparahan gejala maupun vaksinasi. Karena studi terkait hal tersebut masih berlangsung," ujarnya.

Kementerian Kesehatan juga memastikan terus memantau perkembangan penularan subvarian Covid-19 Delta, AY.4.2 yang tengah merebak di Inggris. "Melalui pengetatan kebijakan karantina internasional, entry dan exit testing, serta persyaratan vaksin," kata Juru Bicara Vaksinasi Kemenkes Siti Nadia Tarmizi.

Kemenkes juga memperluas whole genome sequence (WGS). WGS digunakan untuk mengendalikan distribusi varian covid-19 yang menyebar di wilayah Indonesia.

Nadia memastikan, AY.4.2 belum terdeteksi di Indonesia. Namun, upaya pencegahan terus dilakukan supaya varian itu tidak menambah daftar panjang varian Covid-19 yang terdeteksi di Indonesia. "Sampai saat ini belum ada (AY.4.2 di Indonesia)," ucap Nadia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement