REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA--Pemerintah Daerah (Pemda) DIY menyebut, vaksinasi pelajar sudah mencapai 90 persen untuk dosis pertama. Vaksinasi ini terus ditingkatkan agar dapat diselesaikan pada Oktober 2021 ini, termasuk penyuntikan dosis kedua."90 persen peserta didik di DIY telah memperoleh vaksin dosis pertama dan sebanyak 54 persen telah memperoleh vaksin dosis kedua," kata Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Percepatan vaksinasi pelajar sendiri dilakukan untuk mendukung pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas di seluruh kabupaten/kota se-DIY. Hingga saat ini, sekitar 360 sekolah di tingkat SMA/SMK yang sudah melaksanakan tatap muka.
Di tingkat SMP, tercatat sekitar 500 sekolah yang menjalankan PTM. Sementara, di tingkat SD belum seluruhnya diizinkan untuk melaksanakan tatap muka."Hanya beberapa SD yang telah ditunjuk yang diperbolehkan untuk melakukan uji coba PTM secara terbatas," ujar Sultan.
Terkait dengan vaksinasi guru, Sultan menuturkan, sudah mencapai 95 persen baik itu dosis pertama maupun dosis kedua. Sedangkan, secara keseluruhan capaian vaksinasi di DIY sudah di angka lebih dari 91 persen untuk dosis pertama."Untuk target vaksinasi secara keseluruhan ada 2.879.699 jiwa. Total capaian vaksinasi secara keseluruhan di DIY telah mencapai 91,46 persen dosis pertama dan 68,63 persen dosis kedua," jelasnya.
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta, Budi Santosa Asrori mengatakan, pelaksanaan PTM di Kota Yogyakarta dinilai berjalan dengan lancar. Pihaknya juga rutin melaksanakan monitoring dan evaluasi dengan sekolah-sekolah.
Berdasarkan hasil monitoring dan evaluasi, Budi menyebut, belum ada laporan pelanggaran selama diterapkannya uji coba PTM, baik di tingkat SD maupun SMP. Total SD yang menyelenggarakan PTM di Kota Yogyakarta sebanyak 165 sekolah dan di tingkat SMP mencapai 65 sekolah."Alhamdulillah PTM yang kita laksanakan sudah sesuai dengan aturan yang berlaku," kata Budi.
Di Kota Yogyakarta sendiri, untuk PTM di tingkat SD hanya untuk kelas 5 dan kelas 6. Budi menyebut, lama proses PTM di sekolah hanya dilakukan maksimal tiga jam.
Sehingga, tidak ada kerumunan yang terjadi selama siswa berada di lingkungan sekolah. Budi menekankan agar guru-guru yang ada di sekolah tetap konsisten menegakkan protokol kesehatan pencegahan Covid-19.
Diharapkan, tidak muncul klaster baru penyebaran Covid-19 di lingkungan sekolah disaat kasus harian positif Covid-19 terus menunjukkan tren penurunan."Diharapkan tidak ada hal-hal yang kejadian tidak diinginkan," ujarnya.