Selasa 26 Oct 2021 09:23 WIB

PSI Minta Maaf Terkait Warga Keracunan Nasi Kotak

PSI bekerja sama dengan UMKM menyebarkan nasi kotak ke ribuan orang.

Rep: Zainur Mahsir Ramadhan/ Red: Andi Nur Aminah
Pembagian rice box (nasi kotak) PSI di kampung Beting Koja, Jakarta Utara.
Foto:

Lebih jauh, Ketua DPD PSI Jakarta Utara, Darma Utama, mengatakan, makanan siap saji itu memang digelar PSI sejak April 2021. Menyoal kejadian tersebut, Darma mengaku sudah melakukan penyelidikan internal agar kasus lainnya tidak terjadi.

"Kami tetap berpikir positif bahwa ini murni kelalaian semata tanpa unsur kesengajaan. Kami menunggu proses penyelidikan berlangsung,” jelas Darma.

Dia menambahkan, PSI juga sudah memberikan santunan kepada 29 orang yang menjadi korban. "Jadi PSI tidak membuat makanan. Kami membagikan dan menghimpun dukungan program ini dari publik," kata Darma.

Darma menambahkan, ricebox PSI esensinya adalah mendukung UMKM yang terdampak pandemi agar ekonomi kerakyatan semakin menggeliat.

Terpisah, pemilik warung distributor nasi kotak tersebut, Lidya, menurut PSI telah meminta maaf atas kejadian yang berlangsung. Secara khusus, pihak Lidya sudah bekerja sama dengan PSI untuk menyediakan makanan dalam program nasi kotak sejak Agustus lalu. Jumlah makanan yang disalurkan pihak Lidya, sejauh ini diklaim lebih dari seribu nasi kotak.

“Saya mohon maaf sebesar-besarnya atas kejadian ini. Ini murni kesalahan saya,” kata Lidya dalam keterangan pers PSI.

Terpisah, pengurus PSI Jakarta Norman Lianto mengatakan, partainya mengikuti proses hukum pada kasus nasi kotak di Kampung Beting, Koja, Jakarta Utara di Kepolisian Sektor Koja. Menurut dia, saat ini divisi hukum PSI sudah mengurus hal-hal terkait di Polsek Koja.

"Sedang melakukan Berkas Acara Pemeriksaan (BAP)," kata Norman saat mendampingi Plt Umum PSI Giring Ganesha menjenguk warga keracunan.

Sebelumnya, Ketua Rw 06 Koja, Suratman, mengaku, beberapa warganya memang mengalami keracunan saat menyantap nasi kotak dari salah satu partai. Meski tak menyebut nama partai tersebut, lambat laun PSI sendiri yang mengakui asal keracunan tersebut.

Suratman menambahkan, pada awalnya, saat ada keracunan, sekitar 35 orang diperiksa. Hasilnya, sebanyak 29 orang memutuskan untuk berlanjut menerima perawatan di rumah sakit (RS), meski 24 lainnya diizinkan pulang, lima lainnya masih dalam proses perawatan. "Enggak ada acara apa-apa. Jadi cuma spontan saja memberi gitu karena kedekatan teman aja," jelas Suratman.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement